Administrasi Dan Supervisi Pendidikan - Pendahuluan Dan Administrasi Peserta Didik
MAKALAH
PENDAHULUAN DAN
ADMINISTRASI PESERTA DIDIK
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ADSP.Pendidikan Yang Dibimbing Oleh
Drs.H.Sukri,M.Si
DISUSUN OLEH :
KHUSILA ZULHADI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SAMAWA
2013
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan
tepat waktu. Makalah tentang “PENDAHULUAN DAN ADMINISTRASI PESERTA DIDIK” ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah ADSP.PENDIDIKAN.
Ucapan terimakasih pula kami
sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini. Khususnya kepada dosen serta teman-teman yang telah meluangkan waktu dan
pikirannya, baik yang berupa motivasi maupun masukan-masukan guna kesempurnaan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempuna. Oleh Karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.
Sumbawa
Besar, 14 Maret 2013
Tim Penyusun
BAB
I
Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang
Administrasi pendidikan telah banyak diberikan oleh para
pakar pendidikan, namun pada tanggal 16 dan 17 februari 1997 para pakar
administrasi pendidikan indonesia telah menyelenggarakan diskusi administrasi pendidikan
yang pertama di Yogyakarta, yang
merumuskan bahwa administrasi pendidikan adalah adalah semua usaha untuk
mendayagunakan secara tepat guna dan
berhasil guna sumber-sumber material dan personal yang bersedia untuk mencapai
tujuan pendidikan. Dalam modul University terbuka (1986) dirumuskan bahwa Administrasi Pendidikan
adalah upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi unsur-unsur pendidikan demi
tercapainya tujuan pendidikan.
Karena pada hakikatnya tujuan pendidikan
itu dicapai melaui proses belajar mengaja (PMB), maka administrasi pendidikan
merupakan seluruh peroses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan secara
sengaja dan bersungguh-sungguh disertai pembinaan secara kontinyu untuk
mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan, dengan memanfaatkan dan
mendayagunakan segala sumber material dan non material secara efektif dan
efisien dalam PBM kkhususnya, dan dalam proses pendidikan pada umumnya. Setiap
rencana harus dievaluasi dulu, sampai dinyatakan layak dilaksanakan.
Kita sebagai calon pengajar serta pendidik
harus mengetahui dahulu apa itu dan apa saja yang ada di administrasi
pendidikan itu karena dengan administrasi pendidikan ini kita dapat mengetahui
apa yang harus kita lakukan dan semua yang kita lakukan itu dapat terlaksana
dengan baik sesuai dengan tujuan dari pendidikan. Maka dari itu, kami membuat
makalah ini untuk memberikan kita pemahaman yang mendalam tentang administrasi
pendidikan sebelum kita mulai terjun ke lapangan atau tempat yang sesungguhnya.
1.2.
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan
administrasi pendidikan?
2. Apakah tujuan dari
administrasi pendidikan?
3. Jelaskan bagaimana kaitan
kedelapan garapan administrasi pendidikan di sekolah secara khoronologik-logik?
4. Jelaskan apa yang dimaksud
dengan administrasi peserta didik?
5. Apa saja bentuk administrasi
peserta didik baik kegiatan di dalam kelas maupun di luar kelas?
6. Jelaskan hal-hal yang
dianggap penting dalam kegiatan administrasi pendidikan?
7. Sebutkan serta jelaskan Tri
Pusat Pendidikan dalam mengambil kebijakan untuk menangkal dan menanggulangi
kenakalan anak?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembahasan makalah
ini yaitu mahasiswa diharapkan untuk dapat:
1. Mengetahui pengertian dari
adminitrasi pendidikan.
2. Mengetahui tujuan
administrasi pendidikan.
3. Memahami kedelapan garapan
adminisrtasi pendidikan secara khoronologik;logik.
4. Mengetahu pengertian dari
administrasi peserta didik.
5. Mengetahui bentuk
administrasi peserta didik baik kegiatan di dalam atau di luar ruagan/kelas.
6. Memahami hal-hal yang sangat
penting dalam kegiatan administrasi peserta didik.
7. Mengetahui
Tri Pusat Pendidikan.
BAB
II
Pembahasan
2.1. Pendahuluan Administrasi
Pengertian administrasi pendidikan telah banyak diberikan oleh para
pakar pendidikan, namun pada tanggal 16 dan 17 februari 1997 para pakar
administrasi pendidikan indonesia telah menyelenggarakan diskusi administrasi
pendidikan yang pertama di Yogyakarta,
yang merumuskan bahwa administrasi pendidikan adalah adalah semua usaha untuk
mendayagunakan secara tepat guna dan
berhasil guna sumber-sumber material dan personal yang bersedia untuk mencapai
tujuan pendidikan. Dalam modul University terbuka (1986) dirumuskan bahwa Administrasi Pendidikan
adalah upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi unsur-unsur pendidikan demi
tercapainya tujuan pendidikan.
Karena pada hakikatnya tujuan
pendidikan itu di capai melalui Proses Belajar Mengajar (PBM), maka Administrasi
Pendidikan merupakan / adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan
dilaksanakan/diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh (Belanda : met opzet en serieus ) disertai
pembinaan secara kontiniu untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan,
dengan memanfaatkan dan mendayagunakan segala sumber material dan non material
secara efektif dan efisien dalam PBM khusunya, dandalam proses pendidikan pada
umumnya, setiap rencana/program harus dievaluasi dulu, sampai dinyatakan
layak/laik dilaksanakan (Belanda : ultvoerbaar,
Inggris : feasible ) oleh
evaluator/supervisor, kemudian siap dilakukan kegiatan pelaksanaan ( Belanda : ultvoering ) yang konsisten dan konsekuen dengan
perencanaan/program semula, dibawah supervisi yang mantap sampai hasil akhirnya.
Pengertian Administrasi Pendidikan
mengandung arti administrasi dalam arti luas yang bermakna “ pengelolaan atau
manajemen”, dimana di dalamnya terkandung administrasi dalam arti sempit yaitu
pekerjaan tulis menulis ( Inggris : clerical
work), seperti pendaftaran peserta
didik/ siswa baru, mengisi buku induk, mengisi buku rapor, membuat laporan
keuangan,dan sebagainya.
Dalam kamus Koenen’s – endepols
kata Administrasi ( Belanda : Administratie) berasal dari bahasa latin “ Administratio” dengan kata kerja “Administrare” yang berarti
mengemudikan, mengendalikan dan mengawasi pelaksanaannya (1923 : 28 ).
Dijelaskan lebih lanjut bahwa kegiatn administrasi (dalam arti luas ) merupakan
kegiatan yang komprehensif, mulai dari memberi makan, minum, mengobati yang
sakit, menunggu yang sedang melahirkan, membawa anak-anak binatangnya yang
belum bisa lari, dan sebagainya. Jadi pekerjaan administrasi seperti nomaden
tersebut, bisa dilakukan sendiri maupun sebagai kerjasama dengan orang lain.
2.1.1 Tujuan Administrasi
Dalam ketetapan MPR RI Nomor
II/MPR/1988 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia
dinyatakan bahwa : “ Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk
meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkpribadian,
berdisiplin, bekerja keras tangguh, bertanggung jawab, mandiri cerdas dan
terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus mampu
menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta pada Tanah Air, mempertebal semangat
kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu dikembangkan
iklim belajar dan mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya pada diri
sendiri serta sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif. Dengan demikian
pendidikan pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia
pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung
jawab atas pembangunan bangsa”.
Dalam tujuan pendidikan nasional
tersebut tersirat dua puluh aspek yang harus dikembangkan dalam pendidikan kita
melalui kurikulum pendidikan disemua jenjang pendidikan, dan dicapai melalui
melalui kegiatan/proses belajar mengajar. Maka tercapainya tujuan pendidikan
nasional yang telah ditetapkan sangat ditentukanoleh kegigihan para
pengelola/administrator pendidikan. (Catatan : Dalam Tujuan Pendidikan Nasional
tahun 1978 terdapat delapan aspek,
sedang TPN 1983 terdapat sembilan aspek ).
Dari definisi tentang Administrasi
Pendidikan yang telah disebutkan dimuka, pada pokoknya terdapat tiga fungsi
Administrasi Pendidikan, yaitu :
1. Merencanakan
kegiatan-kegiatan yang strategis
2. Mengusahakan
untuk pelaksanaannya secara sungguh-sungguh dengan cara-cara yang terarah demi
tercapainya tujuan yang telah di tetapkan, disertai pembinaan demi peningkatan
pendidikan.
3. Memanfaatkan
sumber-sumber yang tersedia secara efektif dan efisien dalam kegiatan belajar
mengajar.
Tujuan
Administrasi Pendidikan adalah memberikan sistematika kerja dalam mengelola
pendidikan, sehingga tugas-tugas operasional kependidikan dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien menuju sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian para pengelola pendidikan, khusunya para kepala sekolah dapat
dengan mudah menguasai bidang tugasnya. Selanjutnya dengan pengalaman kerjanya
sehari-hari akan dapat meningkatkan keterampilannya dalam mengemudikan bahtera
sekolah yang dipimpinnya.
Agar
seorang pengelola pendidikan ( Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, dan
sebagainya) sukses dalam mengelola tugasnya, maka ia harus menguasai
bidang-bidang garapannya. Seperti seorang pilot pesawat atau pengemudi
kendaraan bermotor akan dapat mengemudikan pesawat atau kendaraannya dengan
baik, lancar dan aman bila ia sangat menguasai alat/perlengkapan kendaraannya
seperti pedal, gas, rem, kopling,
kemudi, ppersnelling, klakson,
penghapus kaca, penunjuk arah. (Belanda : richtingwizer) dan sebagainya secara tepat dan terampil. bagi
seorang Kepala Sekolah yang ingin sukses harus sangat menguasai dan terampil
melaksanakan garapan-garapan tentang pengelolaan/administrasi sekolah sekolah
ditambah dengan pemilikkan “ Akte/Sertifikat Kepala Sekolah”.
Berdasarkan
ruang lingkupnya, administrasi pendidikan yang bersifat makro adalah administrasi ppendidikan bertaraf nasional ( sampai
internasional) seperti yang dilakukan oleh Depdikbud Pusat yaitu Direktorat
Jenderal dan Inspektorat Jenderal.
Administrasi
Pendidikan dalam lingkup mezo adalah
administrasi pendidikan bertaraf regional/provinsi seperti yang dilakukan oleh
Kanwil Depdikbud Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, dan Kordinator Pergururan
Tinggi Swasta (Kopertis). Administrasi Pendidikan berlingkup mikro adalah administrasi pendidikan
bertaraf lokal seperti yang dilakukan oleh perguruan tinggi dan Sekolah. Untuk
memahami dan menemukan dengan tepat dan kronologi-logi, maka dimulailah dari lingkup yang paling
sempit atau mikro, yaitu sekolah seperti sajian berikut ini.
2.1.2. Dalam kegiatan pengelolaan sekolah atau Administrasi Sekolah
maka garapan-garapannya adalah sebagai berikut:
1. Dalam
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan nasional, Bab I Pasal I disebutkan bahwa: Pendidikan adalah
usaha sadar untuk menyiappkan peserta didik ( penulis, siswa/mahasiswa) melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau
latihan bagi tugasnya ppada mmasa yang akan datang. Jadi dalam administrasi pendidikan,
garappan yang pertama damn utama adalah mengelola/mengadministrasikan peserta
didik.
2. Juga
dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tersebut disebutkan bahwa Tenaga
pendidikadalah anggota masyarakat yang bertugas membimbing, mengajar dan/atau
melatih peserta didik. Jadi pendidik (guru) merupakan garapan kedua setelah
peserta didik. Dalam garapan ini juga
termasuk pegawai tata usaha, sehingga
keseluruhannya disebut ersonel atau ppegawai/karyawan. ( kata personel diadoppsi dari bahasa Belanda
“personeel” yang sama denga bahasa
inggris “ppersonnel”, jadi ppersonel bisa juga disebut personel.
Sedangkan “ppersonalia” artinya “urusan-pegawai/kepegawaian). (kamus Balai
Pustaka, Depdikbud, 1989 : 675).
3. Peserta
didik dan pendidik (guru) berinteraksi melalui bahan pelajaran yang tersusun
dalam kurikulum. Maka garapan yang
ketiga adalah Administrsi Kurikulum. Interaksi antara ketiga komponen tersebut,
yaitu peserta didik, Pendidik (guru) dan Kurikulum merupakan kegiatan yang disebut
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau Proses Belajar Mengajar (PBM). Selanjutnya
KBM/PBM inilah yang menjadi fokus dalam Administrasi
Pendidikan/Sekolah, karena segala upaya atau kegiatan yang dilakukan terhada
tujuan suksesnya mengelola sekolah akan dipusatkan dalam KBM/PBM. Seperti
berbagai metode, inovasi, media dan sebagainya selalu dituangkan dalam PBM/KBM.
Maka garapan-garapan berikutnya dari Administrasi Pendidikan/sekolah adalah
garapan-garaapan yang diusahakan untuk mengsukseskan KBM/PBM.
4. KBM/PBM
akan makin baik dan berhasil bila ditunjang dengan Sarana dan Prasarana
Pendidikan . maka timbullah yang keempat
yaitu Adminstrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan.
5. KBM/PBM
akan makin baik dan berhasil bila ditunjang dengan Anggaran/Biaya yang memadai.
Maka timbullah garapan yang kelima yaitu Administrasi Anggaran/Biaya
Pendidikan.
6. KBM/PBM
akan makin baik dan berhasil bila ditunjang dengan tata laksana yang baik pula.
Kegiatan ini yang sering disebut administrasi dalam arti sempit atau kegiatan
tulis menulis (clerical work ), atau
kewarkatan. Garapan keenam inni yang disebut Administrasi Tata laksana, yang
menunjang seluruh garapan yang ada.
7. KBM/PBM
akan makin berhasil bila seluruh kegiatan penunjangnya diorganisasikan dengan
sebaik-baiknya, termasuk ppengorganisasian struktur, jenjang pendidikan, dan
sebagainya. Terjadilah garapan yang ketujuh yang disebut Administrasi
Organisasi Pendidikan.
8. Akhirnya
pendidikkan sebagai lembaga sosial akan semakin lancar dan berhasil dalam
tugasnya, dan memperoleh simpati dari
publiknya bila dapat menjalin hubungan yang akrab dan serasi segenap dengan segenap publiknya, yang
disebut Husemas (Hubungan sekolah dengan masyarakat). Kegiatan kedelapan atau
Administrasi Husemas ini pun harus senantiasa diprogram,dilaksanakan dan
dievaluasi demi keberhasilan selanjutnya.
9. Kedelapan
Garapan Administrasi Pendidikan/Sekolah tersebut yang telah tersusun secara
khornologik-logik itu akan merupakan 8 kunci keberhasilan seorang administrator
sekolah dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Dan untuk keberhasilan
selanjutnya, masing-masing garapan serta keseluruhannya harus disupervisi. Ini
tugas para supervisor dan pengawas, yang harus memiliki Kepemimpinan Pendidikan
Pancasila.
Rekapitulasi dari
kedelapan Garapan Administrasi Pendidikan adalah:
1. Administrasi
Peserta Didik (Siswa)
2. Administrasi
Pesonel (Guru + Pegawai TU)
3. Administrasi
Kurikulum
4. Administrasi
Sarana dan Prasarana
5. Administrasi
anggaran/Biaya
6. Administrasi
Tata laksana/Tata usaha
7. Administrasi
Organisasi
8. Administrasi
Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (Husemas)
Selanjutnya kedelapan
garapan tersebut secara masing-masing/keseluruhan harus disupervisi demi
suksesnya Administrasi
Sekolah/pendidikan.
2.2.
ADMINISTRASI PESERTA DIDIK
Administrasi peserta didik (siswa)
adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja
serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga
pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar
(PBM) secara efektif dan efesien, demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Secara kronologis operasional, rentangan kegiatannya mulai dari
penerimaan peserta didik baru sampai
mereka meningggalkan sekolahnya (Exit), karena telah tamat meninggal dunia,
putus sekolah atau karena sebab-sebab lain sehingga ia tidak terdaftar lagi
peserta didik sekolah tersebut.
2.2.1. Kegiatan di dalam dan luar kelas
A. Administrasi peserta didik
menunjuk pada kegiatan-kegiatan di luar kelas dan di dalam kelas.
Kegiatan-kegiatan di luar kelas meliputi :
1. Penerimaan
peserta didik baru, meliputi (berdsarkan NEM):
a. Penyusunan
panitia beserta program kerjanya
b. Pendaftaran
calon peserta didik (pengumuman, tempat, waktu, syarat.dsb).
c. Penyelesaian
berdasarkan NEM dengan kebutuhan jumlah tempat duduk yang terseedia di kelas 1
(awal).
d. pengumuman calon yang
diterima (termasuk calon)
e. registrasi (pencatatan peserta didik baru yang positif
masuk)
2.
pencatatan peserta didik baru dalam buku
induk dan buku klapper.
a.
Format
buku induk dan buku klapper (periksa lampiran hal 242-246).
b.
Data
yang diisikan (identitas, orang tua/wali ,alamat dan sebagainya).
c.
Kelengkapan
data : fotocofy surat /akta kelahiran, surat keterangan kesehatan, dan
sebagainya.
d.
Buku
klapper mengutamakan pengisiannya berdasarkan abjad.
3. Pembagian seragam sekolah beserta
kelengkapannya, seragam praktikum , seragam pramuka dengan tata tertib penggunaannya.
4. pembagian kartu anggota OSIS beserta tata
tertib sekolah yang harus dipatuhi (termasuk sanksi terhadap pelanggarnya).
5. Pembina
peserta didik , dan pembinaan kesejahteraan peserta didik.
a.
Kesejahteraan
mental/ spiritual (penyediaan tempat sembahyang, BP dan sebagainya).
b.
Kesejahteraan
fisik ( sanitasi lingkungan, UKS,keamanan dan kenyamanan sekolah dan
sebagainya).
c.
Kesejahteraan
akademik ( tersedianya ) perpustakaan, laboratorium, tempat elajar yang
memadai, bimbingan belajar, penasehata akademik dan sebagainya.
d.
Organisasi
( OSIS, PMR, pecinta alam, koperasi, PKS dan sebagainya)
e.
Kegiatan-kegiatan
ekstra kurikuler ( pengembangan bakat
minat, prestasi, hobi, ekspresi , seni dan sebagainya).
f.
Rekreasi,
pertandingan persahabatan, acara tutup
tahun, study tour dan sebagainya.
g.
Penataran
P4 , orientasi study dan pengenalan kampus, keakraban dan sebagainya.
B. Kegiatan
–kegiatan didalam kelas meliputi:
1.
Pengeloaan
kelas (menciptakan dan mempertahankankan kondisi yang optimal bagi terjadinya
PBM).
a.
Menciptakan
kondisi fisik kelas yang nyaman (penataan kelas , dekorasi, pentilasi,
pencahayaan dan sebagainya).
b.
Menciptakan
kondisi non-fisik kelas (kondisi social dan emosional yang positif,
kemimpinan dan perhatian guru, sikap,
suara, interelasi antar pengajar dan peserta didik, antar pendidik, antar
peserta didik, dan sebagainya).
c.
Disiplin
dan tata tertib kelas.
2.
Interaksi
belajar mengajar yang positif.
3.
Perhatian
guru terhadap dinamika kelompok belajar, demi kelancaran CBSA.
4.
Pemberian
pengajaran remedial, bagi yang lambat belajar/yang memerlukan.
5.
Pelaksanaan
presensi secara kontinu.
6.
Perhatian
terhadap pelaksanaan tata tertib kelas.
7.
Pelaksanaan
jadwal pelajaran secara tertib.
8.
Pembentukan
pengurus kelas dan pengorganisasian kelas.
9.
Penyediaan
alat atau media belajar sesuai kebutuhan.
10.
Penyediaan
alat bahan penunjang belajar lainnya.
2.2.2.
Kegiatan
Administrasi Peserta Didik
Dalam kegiatan administrasi peserta didik ada
beberapa hal yang sangat penting, yaitu pembinaan peserta didik, menangkal
kenakalan anak/remaja (juvenile delinquency), dan penanggulangan penyalahgunaan
narkotika, ganja, morfin, alcohol dan sebagainya.
1.
Pembinaan
peserta didik
Pada hakikatnya
tujuan dari pembinaan dan pengembangan peserta didik itu sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional Indonesia yang tercantum dalam GBHN. Peserta didik sebagai
kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional, harus dipersiapkan
sebaik-baiknya serta dihindarkan dari segala kendala yang merusaknya, dengan
memberikan bekal secukupnya dalam kepemimpinan pancasila, pengetahuan,
keterampilan, kesegaran jasmani, keteguhan iman, kekuatan mental, patriotisme,
idealisme, kepribadian nasional, kesadaran nasional, daya kreasi dan budi
pekerja luhur serta penghayatan dan pengamalan pancasila.
Maksud
pembinaan peserta didik adalah mengusahakan agar mereka dapat tumbuh dan
berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai tujuan pendidikan nasional berdasarkan
pancasila. Tujuan pembinaan peserta didik meningkatkan peran serta dan
inisiatifnya untuk menjaga dan membina sekolah sebagai wiyatamandala, sehingga
terhindar dari usaha pengaruh yang bertentangan dengan kebudayaan nasional,
menumbuhkan daya tangkal terhadap pengaruh negative datang dari luar
lingkunagan sekolah, memantapkan kegiatan kurikulerdan ekstrakurikuler dalam
menunjang pencapaian kurikulum, menungkatkan apresiasi dan penghayatan seni,
menumbuhkan sikap berbangsa dan bernegara, meneruskan dan mengembangkan
jiwa,semangat serta niali-nilai 1945, serta maningkatkan kesegaran jasmani dan
rohani serta rekreasi, dalam wadah organisasi siswa intra sekolah(OSIS).
2.
Menangkal
kenakalan anak/remaja
Kenakalan anak
(juvenile delinquency) sebagai perbuatan anti social atau perbuatan
penyelewengan /pelanggaran terhadap norma masyarakat yang dilakukan oleh
anak/remaja tak pernah luput dari perhatian kita. Hal tersebut harus ditangkal
dan ditanggulangi dengan kebijakan-kebijakan pendidikan khususnya serta kebijakan
–kebijakan lain pada umumnya secara menyeluruh dan terpadu. Penyelewengan norma
kelompok yang bersifat anti social antara ialah:
a.
Ngebut, yaitu mengendarai kendaraan bermotor dengan
kecepatan yang melampaui kecepatan maksimum yang ditentukan. Sehingga dapat
menggangu atau pemakai jalan yang lain.
b.
Peredaran
pornografi dikalangan pelajar, baik dalam bentuk gambar-gambar cabul, majalah
dan cerita porno yang merusak moral maupun peredaran obat-obat perngsang nafsu
seksual.
c.
Berpakaian
dengan mode yang tidak selaras dengan selera nasional kita, sehingga dapat
dipandang tidak sopan dimata kita.
d.
Membentuk
kelompok atau “gang” dengan norma-norma yang menyeramkan seperti gadis tanpa
BH, pemuda anti celana dalam, berpakaian acak-acakan dan sebagainya. Bila
terjadi perselisihan dengan kelompok lain atau perorangan mereka tak
segan-segan main hakim sendiri dan mengadakan pengeroyokan serta penganiyaan
samapi pemerkosaan.
e.
Anak-anak
yang suka membuat pengrusakan-pengrusakan terhadap barang atau milik orang lain
seperti mencuri, membuat corat-coret yang menggangu keindahan lingkungan
mengadakan sabotase dan sebagainya.
f.
Anak-anak
yang senang melihat orang lain celaka akibat ulah dan perbuatannya, misalnya
membuat lubangan atau menyiramkan minyak dijalan sehingga banyak pengendara
yang terperosok atau terpeleset dan jatuh berkelepotan sampai cidera karenanya.
3.
Untuk
menangkal dan menaggulangi kenakalan
anak tersebut perlu diketahui secara dini dan saksama tentang:
1.
Penyebab
– penyebabnya, seperti :
a.
Faktor
perkembangan jiwa pada priode pubertas.
b.
Faktor
lingkungan keluarga, sekolah atau masyarakat
c.
Lingkungan
keluarga pecah, kurang kasih sayang, masing-masing dengan kesibukannya
sendiri-sendiri dan sebagainya
d.
Lingkungan
sekolah yang menjemukan / membosankan, kurang kreatif dan rekreatif
e.
Lingkungan
masyarakat yang tidak menentu bagi prospek kehidupan masa mendatang, penuh
spekulasi, korupsi dan sebagainya.
2.
Gejala-gejala
yang memperlihatkan hal-hal yang mengarah kepada masalah kenakalan anak harus
dapat dideteksi secepat dan secermat mungkin, seperti:
a.
Anak
–anak yang selalu menyendiri karena tidak disukai oleh temanya, dapat menderita
goncangan emosi, karenanya anak tersebut harus mendapat perhatian khusus dari
guru maupun orang tuanyadan agar diusahakan untuk meyadarkannyabagaimana harus
bergaul dengan teman-temannya sebaik-baiknya dengan menghindarkan sikap sombong
/angkuh, kata-kata yang menyakitkan hati, sinis, menghina dan sebagainya.
b.
Anak-anak
yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab dirumah atau disekolah. Hal
ini biasanya disebabkan karena anak tidak menyenangi pekerjaan yang ditugaskan
kepadanya, sehingga mereka menjauhkan diri dari kesibukan-kesibukan rumah atau
sekolah dan mencari kesibukan lain yang tidak terbimbing dan tidak terawasi.
c.
Anak-anak
yang sering mengeluh karena mngalami masalah yang tak terpecahkan oleh dirinya
sendiri, sehingga akibatnya dapat terbawa kepada goncangan emosi yang
berlarut-larut.
d.
Anak-anak
yang sering berperasangka bahwa guru-guru / orang tua merka bersikap tak baik
terhadapnya dan sengaja menghambat dirinya.
e.
Anak-anak
yang tidak sanggup memusatkan perhatian dan fikiran mereka (tak dapat
berkonsentrasi). Hal ini terjadi karena adanya goncangan emosi pada dirinya.
f.
Anak-anak
yang mengalami phobia dan gelisa yang kelewat batas, sehingga berbeda dengan
ketakutan anak –anak normal lainnya.
g.
Anak-anak
sering mnyakiti dan menggangu teman-temannya baik dirumah maupun disekolah.
h.
Anak-anak
yan suka berbohong atau berkata palsu/menipu.
i.
Anak
yang meras tidak dihargai hasil usahanya, karena orang dewasa telah meletakkan
tujuan yang terlalu sukar dicapai oleh anak. Akibat kebosanannya, mereka selalu
melakukan hal-hal yang berbahaya untuk menarik perhatian orang dewasa.
3.
Untuk
menentukan langkah yang tepat dalam penangkalan dan penaggulangan kenakalan
anak, beberapa factor dan kondisi penyebabnya perlu kita ketahui, antara lain:
a.
Teori
kuno (prescientific theory) yang mengatakan bahwa, seorang dapat menjadi nakal
sampai jahat itu karena pengaruh roh jahat “diabolical procession and
instigation”. (peranan paranormal perlu diperhatikan).
b.
Teori
terbuat semau gue (freedom of the will) dari anak –anak yang kurang pengawasan
dan bekal moral yang baik, dapat menimbulkan kenalan-kenalan sebagai pengisi
dan pelampiasan keinginan hidupnya yang kurang/tidak terkendali.
c.
Kenakalan
yang disebabkan oleh kurangnya pendidikan, kurang rekreasi, rasa tidak puas,
kurang mendapat cinta kasih, orang tua kurang cakap mengawasi, ingin mendapat
sesuatu yang diinginkan (uang/barang) tanpa susa payah, kondisi moral dan
social yang menyedihkan dan sebagainya.
d.
Teori
Charles goring tentang kenkalan /kejahatan dipanang dari sudut antropologi
fisik, suatu penelitian terhadap 3000 narapidana secara mendalam selama 12
tahun, bahwa terdapat tipe-tipe fisik dan tampang-tampang fisik yang criminal.
e.
Teori
kenakalan yang disebabkan oleh keinginan untuk menarik perhatian, karena merasa
kurang diperhatiankan oleh orang tua, guru atau orang lain.
2.2.3.
Kebijakan-kebijakan
yang dapat diambil untuk menangkal dan menanggulangi kenakalan-kenakalan anak
dapat dilakukan melalui tri pusat pendidikan, yaitu dalam lingkungan keluarga ,
lingkungan sekolah atau pendidikan formal, dan lingkungan social atau
masyarakat.
a.
Dalam
keluarga
Keluarga
merupakan lingkungan pendidikan yang primer dan fundamental sifatnya, distulah
anak di besarkan memperoleh penemuan awal dan belajar yang memungkinkan
perkembangan selanjutnya bagi dirinya. Di situ pula anak pertama-tama
memperoleh/mendapat kesempatan menghayati pertemuan-pertemuan sesama manusia.
Bahkan memperoleh perlindungan yang pertama.
Dr. josoph S.
roucek mengatakan bahwa : keluarga
adalah buaian dari kepribadian atau the
family is the craddle of the personality. Keluarga merupakan pusat ketenangan
hidup dan penangkalan (home base) yang paling vital. Bila salah seorang anggota
keluarga menderita gangguan fikiran atau frustasi, maka dengan “pergi pulang
kampung atau pulang kandang” dan dengan bernostalgia, ia dapat memperoleh
kembali gairah hidupnya. Keluarga sebagai pusat pendidikan dan pusat kebudayaan
serta pusat agama, maka hubungan antar anggota keluarga harus selalu harmonis
dan terpadu serta penuh kegotong-royongan. Setiap anggota keluarga harus
merasakan ketenangan, kegembiraan, kenyamanan dan keamanan dalam keluarga itu.
Sebaliknya ila keluarga mulai retak, apalagi pecah ( broken home) maka
disitulah sumber dari kenakalan anak.
Fungsi dan peran keluarga, disamping pemerintah dan masyarakat,
dalam Sisdiknas Indonesia tidak terbatas hanya pada lingkungan keluarganya saja
akan tetapi keluarga ikut serta bertanggungjawab terhadap pendidikan lainnya.
Khususnya untuk pendidikan keluarga,
terdapat beberapa ketentuan dalam UU RI No.2tahun 1989 tentang sisdiknas yang
menegaskan fungsi dan peranan keluarga dalam pencapaian tujuan pendidikan yakni
bagian dari jalur pendidikan luar
sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberi keyakinan agama,
nilai budaa, nilai moral, dan keterampilan ( pasal 10 ayat 4).
Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan
tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan orang seorang (pendidikan
individual) maupun pendidikan sosial. Keluarga itu tempat pendidikan yang
sempurna sifat dan wujudnya, untuk melangsungkan pendidikan ke arah pembentukan
pribadi yang utuh, tidak saja bagi kanak-kanak tapi juga bagi para
remaja. Peran orang tua dalam
keluargasebagai penuntun, sebagai pengajar, dan sebagai pemberi contoh.
b.
Lingkungan
sekolah
Setiap
pendidikan menyiratkan dalam dirinya sebagai proses sosialisai anak dalam
lingkungan sosialnya. Kultur akademik kritis dan kreatif serta sportif harus
terbina dengan baik demi terbentuknya kestabial emosi sehingga tidak mudah
goncang dan menimbulkan ekses-ekses yang mengarah kepada perbuatan-perbuatan
berbahaya serta kenakalan.
Menurut
pnelitian ternyata bila dibandingkan dengan anak tidak nakal, pada umumnya anak
naka dampak terbelakang dalam pendidikan sekolahnya. Secara kuantitatif anak
nakal tercatat sekitar 18% tak bersekolah, terlamat sekolah sekitar 54% dan
secara kualitatif anak nakal terdapat sering membolos , kurang kesungguhan
belajar, lebih berani menyotek dan sebagainya. Terdapat kecendrugan yang khas,
bahwa anak nakal kurang ingin melanjutkan sekolah /study ke jenjang yang lebih tinggi
disbanding dengan anak yang tidak nakal. Kebanyakan anaknakal ingi cepat
bekerja dan medapatkan nafkah. Beberapa sebab yang dapat dikumpulkan sebagai
penyebab rendahnya minat belajar anak-anak nakal antara lain:
a.
Suka
menyelewengkan waktu belajar untuk kegiatan – kegiatan yang kurang bermanfaat,
seperti begadang, omong kosong sambil merokok atau minum-minuman keras sampai
penyalahgunaan narkotika. Akibatnya konsentrasi fikirannya menjadi lemah karena
kurang tidur/istirahat, suka melamunkan impian kosong , kecanduan, dan
sebagainya.
b.
Suka
menunda-nunda waktu belajar serta menyiapkan keperluan belajar.
c.
Suka
membolos atau meninggalkan pelajaran, akibatnya ia ketinggalan pelajaran atau
kehilangan bagian penting dari pelajaran. Lebih-lebih bila pelajaran itu
bersifat prerekuisit, maka kerugian-kerugian itu makin menjadi momok studinya.
d.
Suka
melamun dan kurang konsentrasi dalam pelajaran atau sering mengganggu temannya
selama pelajaran, atau suka membadut dalam kelas atau menarik perhatian.
c.
Lingkungan
masyarakat
Lingkungan ini
akan menjadi tanggung jawab para pemuka masyarakat pada umumnya dan tidak kita
bahas di sini. Kebijakan pendidikan dalam menangkal dan menanggulangi kenakalan
anak disekolah, termasuk dalam
administrasi siswa, baik didalam maupun diluar kelas, pemberian hukuman dan
ganjaran, penataan siswa dalam kelas, pemberian kesibukan dan bahan pengayaan
bagi anak yang cepat belajar dan pemberian
program remedial bagi yang lambat belajar, pemberian perhatian lebih
khusus bagi anak-anak yang suka menarik perhatian atau kurang diperhatiankan
oleh oran tuanya, pemberian kegiatan-kegiatan sehat atau terbimbing melalui
kegitan OSIS dan ekstrakurikuler lannya seperti berkemah, koperasi, penelitian,
diskusi, seminar dan lain sebgainya. Mengisi liburan sekolah dengan
kegiatan-kegiatan rekreatif dan menunjang studinya masing-masing.
Fungsi masyarakat sebagai pusat pendidikan sangat tergantung pada
taraf perkembangan dari masyarakat itu beserta sumber-sumber belajar yang
tersedia didalamnya. Dapat kita ketahui bahwa salah satu faktor dalam
lingkungan masyarakt yang paling penting peranannya yakni media masa. Pada
umumnya media masa itu mempunyai 3 fungsi, yakni : informasi, edukasi, dan
rekreasi. Karena kemajuan tekhnologi komunikasi pada masa ini, dan terlebih
masa yang akan datang, maaka media masa sedang mengalami perubahan yang cepat.
Media masa sebagai alat komunikasi dan rekreasi yang mnjangkau banyak orang
telah menjadi suatu kekuatan pendorong yang besar dalam kehidupan orang. Media
masa mempunyai sumbangan yang besar dalam mengintegrasikan kebudayaan serta
mensosialisasikan generasi mudanya.
d.
Masalah
ganja, narkotika dan sbagainya.
Kebijakan
penangkalan serta penanggulangan penyalahgunaan ganja, narkotika, morfonisme,
alkoholisme, dan sebagainya, merupakan usaha yang terpadu yang mengikutsertakan
seluruh lapisan masyarakat (people involvement), yaitu orang tua, guru/dosen ,
hakim, penegak hukum, organisasi masa, keagamaan, rumah sakit, apoteker,
lingkungan kependidikan, tindakan-tindakan preventif, pengawasan dan kuratif
harus dilakukan semaksimal mungkin demi keselamatan generasi penerus kita.
Apa yang dapat kita perbuat sebagai orang tua???
a.
Periharalah
komunikasi yang harmonis dengan anak-anak , berikan perhatian dengan penuh kasih sayang dan berusahalah
untuk dapat mendengarkan masalah serta keluhan anak dengan baik-baik.
b.
Orang
tua harus dapatmenjadi stabilator, pemberi nasehat dan pemnina generasi muda
dengan baik.
c.
Mendidik
anak untuk taat kepad tuhan/agama dan orang tua.
d.
Belajarlah
sebanyak mungkin tentang gejala-gejala penyalahguaan narkotika dan obat-obat
berbahaya lainnya dengan mengetahui tanda-tandanya.
e.
Hindarkanlah
seluruh anak dan keluarga anda dari bahaya tersebut.
Apa yang dapat
kita perbuat sebagai guru/dosen??????
a)
Selalu
waspada terhadap adanya perkumpulan/organisasi serta kekuata-kekuatan diluar
sekolah yang mempunyai pengaruh negative, terutama yang menyimpang dari ajaran
–ajaran baik disekolah.
b)
Para
guru/dosen perlu mendapat latihan/pelajaran tentang mendeteksi,
menanggulangi/mengatasi masalah berbahaya itu, termasuk diskusi, seminar dan
sebagainya.
c)
Guru/dosen
sebagai infirmator dan komunikator yang ampuh perlu memiliki kemampuan dan
kesanggupan berbicara yang menjelaskan dan menyakinkan.
d)
Secara
kuratif berusahalah untuk dapat
mengatasi anak/siswa anda yang keracunan itu secepat mungkin.
BAB
III
Penutup
3.1. Kesimpulan
Pengertian
administrasi pendidikan telah banyak
diberikan oleh para pakar pendidikan, namun pada tanggal 16 dan 17 februari
1997 para pakar administrasi pendidikan indonesia telah menyelenggarakan
diskusi administrasi pendidikan yang pertama
di Yogyakarta, yang merumuskan bahwa administrasi pendidikan adalah
adalah semua usaha untuk mendayagunakan secara tepat guna dan berhasil guna sumber-sumber material dan
personal yang bersedia untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam modul University
terbuka (1986) dirumuskan bahwa
Administrasi Pendidikan adalah upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi
unsur-unsur pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan.
Tujuan Administrasi
Pendidikan adalah memberikan sistematika kerja dalam mengelola pendidikan,
sehingga tugas-tugas operasional kependidikan dapat dilaksanakan secara efektif
dan efisien menuju sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian
para pengelola pendidikan, khusunya para kepala sekolah dapat dengan mudah
menguasai bidang tugasnya. Selanjutnya dengan pengalaman kerjanya sehari-hari
akan dapat meningkatkan keterampilannya dalam mengemudikan bahtera sekolah yang
dipimpinnya.
Administrasi peserta
didik (siswa) adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan
secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik
(dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses
belajar mengajar (PBM) secara efektif dan efesien, demi tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Secara kronologis operasional, rentangan
kegiatannya mulai dari penerimaan peserta didik
baru sampai mereka meningggalkan sekolahnya (Exit), karena telah tamat
meninggal dunia, putus sekolah atau karena sebab-sebab lain sehingga ia tidak
terdaftar lagi peserta didik sekolah
tersebut.
Proses Administrasi
peserta didik terjadi didalam dan luar kelas. Ruang lingkup kegiatan
Administrasi peserta didik yaitu : pembinaan, penangkalan anak remaja, penangggulangan kenakalan peserta
didik. Dan jika Anda ingin memulai untuk memahami pola kehidupan dari peserta
didik, Anda harus memahami tripusat pendidikannya terebih dahulu yaitu
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
3.2. Saran
Dengan adanya makalah ini, kami berharap :
a. Makalah
ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk memahami dan mengerti tentang
ADSP.Pendidikan
b. Dapat
dijadikan buku sebagai acuan oleh Mahasiswa
c. Dapat
menjadi bacaan yang menari oleh pembaca
DAFTAR
PUSTAKA
Tirtarahardja,
Dr.Umar dan Drs.La Sulo.2008.Pengantar
Pendidikan.Rineka Cipta : Jakarta
Baharuddin
Harahap,Prof.Dr.1985.Supervisi Pendidikan.CV.Damai
Jaya : Jakarta
Komentar
Posting Komentar