Fisika Modern - Atom
MAKALAH
ATOM
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika
Modern 1 yang Dibimbing oleh
Bapak Romy Aprianto M.sc
DI SUSUN OLEH :
KHUSILA ZULHADI
(11.01.03.0496)
FISIKA A/ V
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SAMAWA
SUMBAWA BESAR
TAHUN AKADEMIK
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah
atom berasal dari Bahasa Yunani, yang berarti tidak dapat dipotong ataupun
sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang
tak dapat dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan
Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan meletakkan dasar-dasar
pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi
lebih jauh lagi menggunakan metode-metode kimia.
Atom terdiri dari proton, neutron
dan elektron. Proton dan neutron berada di dalam inti atom. Sedangkan elektron
terus berputar mengelilingi inti atom karena muatan listriknya. semua elektron
bermuatan negatif (-) dan semua proton bermuatan positif (+) . sementara itu
neutron bermuatan netral. Elektron bermuatan yang bermuatan negatif (-) ditarik
oleh proton yang bermuatan positif (+) pada inti atom. Dalam hal ini, semua
atom di alam semesta akan terjadi bermuatan positif (+) karena ada kelebihan
muatan listrik positif (+) di dalam proton. Akibatnya, semua atom akan
saling bertolak satu sama lain. Atom adalah suatu satuan dasar
materi, yang terdiri atas beberapa struktur.
Selama
akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawanberhasil menemukan struktur
dan komponen-komponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa 'atom' tidaklah
tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang digunakan
para fisikawan kemudian berhasil memodelkan atom.
1.2 Rumusan Masalah
1.1. Bagaimana
perkembangan teori atom?
1.2. Apa
itu struktur atomic atom?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Teori Atom
Konsep atom dikemukakan oleh
Demokritos yang tidak didukung oleh ekperimen yang menyakinkan, sehingga tidak
dapat diterima oleh beberpa ahli ilmu pengetahuan dan filsafat.
Pengembangan konsep atom-atom secara
ilmiah dimulai oleh John Dalton (1805), kemudian dilakukan oleh Thomson (1897),
Rutherford (1911), dan disempurnakan oleh Bohr (1914)
Hasil ekperimen yang memperkuat
konsep atom ini menghasilakn gambaran mengenai susunan parikel-partikel
tersebut didalam atom. Gambaran ini berfungsi untuk memudahkan dalam memahami
sifat-sifat kimia suatu atom. Gambaran susunan partikel-partikel dasar dalam
atom disebut model atom.
2.1.1
Model
Atom Dalton
Berdasarkan
pemikiran bahwa konsep atom Democritus sesuai dengan Hukum Kekekalan Massa
(berbunyi: massa zat sebelum dan sesudah reaksi sama) dan Hukum Perbandingan
Tetap (berbunyi: perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah
tetap dan tertentu), maka John Dalton tahun 1803 merumuskan teori atom sebagai
berikut.
a. Materi
tersusun atas partikel-partikel terkecil yang disebut atom.
b. Atom-atom
penyusun unsur bersifat identik (sama dan sejenis).
c. Atom
suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain.
d. Senyawa
tersusun atas 2 jenis atom atau lebih dengan perbandingan tetap dan tertentu.
e. Pada
reaksi kimia terjadi penataulangan atom-atom yang bereaksi. Reaksi kimia
terjadi karena pemisahan atom-atom dalam senyawa
untuk kemudian bergabung kembali membentuk senyawa baru.
Dalam perkembangannya tidak semua teori
atom Dalton benar, karena pada tahun 1897 J.J.Thomson menemukan partikel
bermuatan listrik negatif yang kemudian disebut elektron. Tahun 1886 Eugene
Goldstein menemukan partikel bermuatan listrik positif yang kemudian disebut
proton. Dan tahun 1932 James Chadwick berhasil menemukan neutron. Salah satu
hipotesis Dalton adalah reaksi kimia dapat terjadi karena penggabungan
atom-atom atau pemisahan gabungan atom.
2.1.2
Teori Atom Thomson
Setelah tahun 1897
Joseph John Thomson berhasil membuktikan dengan tabung sinar katode bahwa sinar
katode adalah berkas partikel yang bermuatan negatif (berkas elektron) yang ada
pada setiap materi maka tahun 1898 J.J.Thomson membuat suatu teori atom.
Menurut Thomson, atom berbentuk bulat di mana muatan listrik positif yang
tersebar merata dalam atom dinetralkan oleh elektron-elektron yang berada di
antara muatan positif. Elektron-elektron dalam atom diumpamakan seperti butiran
kismis dalam roti, maka Teori Atom Thomson juga sering dikenal Teori Atom Roti
Kismis.
2.1.3
Teori Atom Rutherford
Pada
tahun 1903 Philipp Lenard melalui percobaannya membuktikan bahwa teori atom
Thomson yang menyatakan bahwa elektron tersebar merata dalam muatan positif
atom adalah tidak benar. Hal ini mendorong Ernest Rutherford (1911) tertarik
melanjutkan eksperimen Lenard. Dengan bantuan kedua muridnya Hans Geiger dan
Ernest Marsden, Rutherford melakukan percobaan dengan hamburan sinar alfa.
Partikel alfa bermuatan positif.
Berdasarkan
percobaan tersebut disimpulkan bahwa:
a. Sebagian
besar ruang dalam atom adalah ruang hampa; partikel alfa diteruskan.
b. Di
dalam atom terdapat suatu bagian yang sangat kecil dan padat yang disebut inti
atom; partikel dipantulkan kembali oleh inti atom.
c. Muatan
inti atom dan partikel alfa sejenis yaitu positif; sebagian kecil partikel alfa
dibelokkan
Hasil
percobaan tersebut menggugurkan teori atom Thomson. Kemudian Rutherford
mengajukan teori atom sebagai berikut: atom tersusun atas inti atom yang
bermuatan positif sebagai pusat massa dan dikelilingi elektron-elektron yang
bermuatan negatif. Massa atom berpusat pada inti dan sebagian besar volume atom
merupakan ruang hampa. Atom bersifat netral, karena itu jumlah muatan positif
dalam atom (proton) harus sama dengan jumlah elektron.
Diameter
inti atom berkisar 10–15 m, sedang diameter atom berkisar 10–10 m. Teori atom
Rutherford hanya mampu menjelaskan bahwa elektron-elektron yang beredar
mengelilingi inti atom berada dalam ruang hampa, tetapi belum mampu menjelaskan
distribusi elektron-elektron secara jelas.
Kelemahan
teori atom Rutherford:
a. Tidak
dapat menjelaskan bahwa atom bersifat stabil.
Teori atom Rutherford bertentangan dengan Hukum Fisika Maxwell. Jika partikel bermuatan negatif (elektron) bergerak mengelilingi partikel bermuatan berlawanan (inti atom bermuatan positif), maka akan mengalami percepatan dan memancarkan energi berupa gelombang elektromagnetik. Akibatnya energi elektron semakin berkurang. Jika demikian halnya maka lintasan elektron akan berupa spiral. Pada suatu saat elektron tidak mampu mengimbangi gaya tarik inti dan akhirnya elektron jatuh ke inti. Sehingga atom tidak stabil padahal kenyataannya atom stabil.
Teori atom Rutherford bertentangan dengan Hukum Fisika Maxwell. Jika partikel bermuatan negatif (elektron) bergerak mengelilingi partikel bermuatan berlawanan (inti atom bermuatan positif), maka akan mengalami percepatan dan memancarkan energi berupa gelombang elektromagnetik. Akibatnya energi elektron semakin berkurang. Jika demikian halnya maka lintasan elektron akan berupa spiral. Pada suatu saat elektron tidak mampu mengimbangi gaya tarik inti dan akhirnya elektron jatuh ke inti. Sehingga atom tidak stabil padahal kenyataannya atom stabil.
b. Tidak
dapat menjelaskan bahwa spektrum atom hidrogen berupa spektrum garis
(diskrit/diskontinu).
Jika elektron
berputar mengelilingi inti atom sambil memancarkan energi, maka lintasannya
berbentuk spiral. Ini berarti spektrum gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan berupa spektrum pita (kontinu) padahal kenyataannya dengan
spektrometer atom hidrogen menunjukkan spektrum garis.
2.1.4
Teori Atom Bohr
Diawali
dari pengamatan Niels Bohr terhadap spektrum atom, adanya spectrum garis
Menunjukkan bahwa elektron hanya beredar pada lintasan-lintasan dengan energi
Tertentu. Dengan teori Mekanika Kuantum Planck, Bohr (1913) menyampaikan 2
postulat untuk menjelaskan kestabilan atom.
Dua
Postulat Bohr:
a.
Elektron mengelilingi inti atom pada lintasan tertentu
yang stasioner yang disebut Orbit/kulit.
Walaupun electron bergerak cepat tetapi elektron tidak memancarkan atau
Menyerap energi sehingga energi elektron konstan. Hal ini berarti elektron yang
berputar mengelilingi inti atom mempunyai lintasan tetap sehingga elektron
tidak jatuh ke inti.
b.
Elektron dapat berpindah dari kulit yang satu ke kulit
yang lain dengan memancarkan atau menyerap energi. Energi yang dipancarkan atau
diserap ketika electron berpindah-pindah kulit disebut foton.
2.2 Struktur
Atomik Atom
2.2.1
Model atom Rutherford
Model atom Rutherford menyatakan bahwa atom
terdiri atas inti atom dengan elektron yang berputar mengelilinginya dalam
lintasan atau orbit. Ini dapat dibayangkan seperti tatasurya dimana inti atom
sebagai matahari dengan elektron-elektron sebagai planet yang berputar
mengelilinginya.
Atom adalah bola berongga yang
tersusun dari inti atom dan eletron yang tersusun dari inti atom dan elektron
yang mengelilinginya. Inti atom bermuatan positif dan massa atom terpusat pada
inti atom. Kelemahan dari Rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa elektron
tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron
mengitari inti ini disertai pemancaran energi elektron akan berkurang dan lintasannya
makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti.
2.2.2
Hamburan Partikel Alfa
Dari
hasil eksperimen hamburan partikel alfa, Rutherford menemukan partikel alfa
yang dipantulkan yang menembus suatu inti yang massif pada atom. Model atom
Rutherford ini dikembangkan oleh Bohr untuk lebih mengetahui struktur atom.
Melalui hamburan partikel alfa Rutherford kita dapat menentukan batas atas
dimensi inti.
2.2.3
Rumus Hamburan Rutherford
Kita ingat bahwa semua partikel alfa
yang mendekati inti terget dengan parameter dampak dari 0 ke b akan dihambur
dengan sudut atau lebih.
Bentuk rumus hamburan berfungsi sebagai tanda
tangan untuk hamburan dari target titik di mana tidak ada struktur jelas. Titik
keberangkatan dari hamburan Rutherford dalam kasus inti adalah dasar untuk evaluasi
awal dari jari-jari nuklir.
2.2.4
Dimensi Inti
Partikel alfa
akan mempunyai r0 terkecil jika mendekati inti bertatapan (headon) yang
akan diikuti oleh hamburan 180 Pada saat pendekatan terpendek energy kinetic
awal K dari partikel seluruhnya diubah menjadi energy potensial listrik,
sehingga: Karena muatan partikel alfa 2e dan muatan inti Ze, jadi Jarak
pendekatan terpendek
2.2.5
Orbit Elektron
Elektron
bergerak bebas, bergantung pada jumlah energi yang dimilikinya. Saat energi
rendah, dia berada di dekat inti dan saat berenergi tinggi dia berada makin
dekat dengan permukaan. Dia bergerak tidak hanya berputar pada orbit, tapi dia
dapat bergerak pada berbagai bentuk lintasan.
Penelitian
tentang elektron pada atom dilakukan dengan pengamatan. Pengamatan dilakukan
seperti “memotret” atom beratus-ratus, bahkan berjuta-juta, kali dan hasil
“foto” tersebut disatukan dan dilihat posisi terdapatnya elektron pada foto
tersebut. Ternyata data penyebaran elektron paling banyak berada pada
lingkaran-lingkaran yang akhirnya disebut sebagai “orbit”.
2.2.6
Spektrum Atomik
Selain
itu penelitian Bohr menerangkan asal-usul garis spektrum atomic. Spektrum garis
membentuk suatu deretan warna cahaya dengan panjang gelombang berbeda. Untuk
gas hidrogen deret panjang gelombang ditentukan secara matematis deret ini
yaitu deret Balmer, deret Lyman, deret
Paschen, Bracket, dan Pfund.
Pada
kahir abad ke-9 ditemukan bahwa panjang gelombang yang terdaot pada spektrum
atomik jatuj pada kumpulan tertentu yang disebut deret spektral.
Rumus Balmer untuk panjang
gelombang: Balmer n = 3,4,5,…. R (tetapan
Rydberg) = 1,097x107 m-1 = 0,01097 nm
·
Untuk
daerah ultraviolet: Lyman n = 2,3,4,….
·
Untuk
daerah ulfra merah: Paschen n = 4,5,6,…
·
Brackett
n =5,6,7,…
·
Pfund
n = 6,7,8,….
2.2.7
Atom Bohr
Model
atom Bohr berhasil menjelaskan kestabilan elektron dengan memasukkan konsep
lintasan atau orbit stasioner dimana elektron dapat berada di dalam lintasannya
tanpa membebaskan energi. Spektrum garis atomik juga merupakan efek lain dari
model atom Bohr. Spektrum garis adalah hasil mekanisme elektron di dalam atom
yang dapat berpindah lintasan dengan menyerap atau melepas energi dalam bentuk
foton cahaya.
Panjang gelombang De Broglie untuk
electron ini adalah dengan v menyatakan kecepan electron seperti yang
diberikan pada persamaan. Jadi, panjang gelombang electron orbital
2.2.8
Prinsip Korespodensi
Teori
korespondensi adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah
benar jika berkorespondensi terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau
objek yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan
benar jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan
fakta. Suatu proposisi adalah benar apabila terdapat suatu fakta yang sesuai
dan menyatakan apa adanya.
Korespondensi
Bohr menyatakan bahwa mekanika kuantum cocok dengan fisika klasik ketika
perbedaan energi antara tingkat-tingkat terkuantisasi sangat kecil. Intensitas
komponen anti-Stokes yang diteliti dalam eksperimen yang dibahas
jumlahnya lebih kecil daripada substansi Strokes dari indeks refraktif
oskilator lingkungan, yang frekuensinya sama dengan frekuensi radiasi
insidental . Arah yang berlawanan dari SBS yang dipantulkan karena
ketergantungan dispersi dari oskilator lingkungan mengakibatkan radiasi
yang terus mengalir .
Menurut
Bohr, radiasi diemisikan oleh atom apabila“loncat” dari keadaan yang energinya
lebih tinggi ke keadaan yang energinya lebih rendah Proses “loncat” tidak dapat
dijelaskan secara klasik. Di samping itu, menurut prinsip koresponden frekuensi
loncat atom dan perubahan frekuensi natural elektron pada lingkungan yang sama,
oskilator adalah sama satu sama lain
Frekuensi yang
diemisikan dalam proses “loncat” berkaitan dengan perubahan energi atom.
Keharmonisan antara oskilator lingkungan yang berbeda frekuensi dan frekuensi
loncat Bohr menghasilkan interpretasi susunan mekanisme RLS yang baik.
2.2.9
Gerak Inti
Massa
inti memepengaruhi panjang gelombang garis spektral, inti dan elektron berputar
di sekeliling pusat massanya yang terletak sangat dekat inti karena massa inti
jauh lebih besar dari electron
2.2.10 Eksitasi
Atomik
Proses eksitasi adalah peristiwa “loncatnya” (tidak sampai lepas)
electron dari orbit yang dalam ke orbit yang lebih luar karena gaya tarik atau
gaya tolak radiasi partikel bermuatan.
Atom yang mengalami eksitasi ini disebut dalam keadaan tereksitasi (excited
state) dan akan kembali kekeadaan dasar
(ground state) dengan memancarkan radiasi sinar-X.
2.2.11 Laser
Laser
adalah piranti yang menimbulkan cahaya yangmemiliki sifat yang luar biasa :
1. Cahayanya
kohere, dengan semua cahaya sefase dengan yang lainnya
2. Cahayanya
hampir ekawarna
3. Berkas
laser hampir tidak menyebar
4. Berkas
laser mempunyai intensitas yang sangat besar, jauh lebih besar dari cahaya
sumber lainnya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Struktur
atomic atom terdiri dari Model
atom Rutherford menyatakan bahwa atom terdiri atas inti atom dengan elektron
yang berputar mengelilinginya dalam lintasan atau orbit. Ini dapat dibayangkan
seperti tatasurya dimana inti atom sebagai matahari dengan elektron-elektron
sebagai planet yang berputar mengelilinginya. Dari hasil
eksperimen hamburan partikel alfa, Rutherford menemukan partikel alfa yang
dipantulkan yang menembus suatu inti yang massif pada atom. Model atom
Rutherford ini dikembangkan oleh Bohr untuk lebih mengetahui struktur atom.
Melalui hamburan partikel alfa Rutherford kita dapat menentukan batas atas
dimensi inti. Elektron bergerak bebas, bergantung pada jumlah energi yang
dimilikinya. Saat energi rendah, dia berada di dekat inti dan saat berenergi
tinggi dia berada makin dekat dengan permukaan. Dia bergerak tidak hanya
berputar pada orbit, tapi dia dapat bergerak pada berbagai bentuk lintasan.
Selain itu penelitian Bohr menerangkan asal-usul garis spektrum atomic. Spektrum
garis membentuk suatu deretan warna cahaya dengan panjang gelombang berbeda.
Untuk gas hidrogen deret panjang gelombang ditentukan secara matematis deret
ini yaitu deret Balmer, deret Lyman,
deret Paschen, Bracket, dan Pfund. Model atom Bohr berhasil menjelaskan
kestabilan elektron dengan memasukkan konsep lintasan atau orbit stasioner
dimana elektron dapat berada di dalam lintasannya tanpa membebaskan energi.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar