Teknik Penulisan Karya Ilmiah - Penerapan Metode Kooperatif Tipe NHT(Numbered Heads Together) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII Smp Negeri 3 Sumbawa Besar Tahun Pelajaran


 MAKALAH

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE NHT(NUMBERED HEADS
TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA  SISWA
KELAS VII SMP NEGERI 3 SUMBAWA BESAR TAHUN PELAJARAN
2013/2014

Disusun oleh
KHUSILA ZULHADI
NPM: 11.01.03.0496

Makalah ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan mata kuliah TPKI
Dosen Pengampu: Wahyu wiji Astuti. S.pd.M.p

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SAMAWA (UNSA)
SUMBAWA BESAR
2014


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya, salawat serta salam kepada junjungan kami dan alam beserta isinya, Nabi Besar Muhammad SAW dan keluarga beserta sahabat-sahabat yang telah berjuang membawa kemuliaan kedunia yang terang dan penuh dengan kemudahan seperti sekarang ini, sehingga saya dapat menyelsaikan kewajiban saya sebagai mahasiswa/i yaitu tugas MK TPKI dalam bentuk makalah dengan judul “PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE NHT(NUMBERED HEADS TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA  SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SUMBAWA BESAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014”.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas MK TPKI juga yaitu sebagai syarat penilaian tugas dan sekaligus menilai kemampuan mahasiswa/i dalam menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai selama mengikuti MK ini.
Isi dari pada makalah ini adalah disusun dari berbagai referensi yang relevan seperti buku dan internet.
Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kita selama mengikuti MK TPKI, membantu kami memecahan kesulitan-kesulitan ketika belajar. Dan ucapan terima kasih kepada teman-teman fisika A 5 yang telah membantu memberikan referensi yang sesuai.
saya menyadari dalam pembuatan makalah ini  terdapat kelebihan-kelebihan dan juga kekurangan – kekurangan baik dari segi sistematika penulisan maupun isi dari pada makalah ini. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosen dan juga teman-teman demi perbaikan makalah – makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Sekian dari saya penyusun, saya ucapkan terima kasih.


Sumbawa Besar, 26 Desember 2013


Penulis




BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang kompleks dan melibatkan
berbagai aspek yang saling berkaitan satu sama lain. Jika pembelajaran melibatkan lebih dari satu model pembelajaran mungkin akan menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik.
Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran yang sudah dirancang. Oleh karena itu pemilihan model, strategi, pendekatan, serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Pencapaian mutu pendidikan yang tinggi tidak hanya ditentukan oleh siswa, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor guru dan pendukung lainnya. Komponen guru dan siswa merupakan unsur yang utama yang menentukan tinggi rendahnyahasil pembelajaran pada pendidikan.
Dalam mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efisien, peranan guru sangat penting, karna guru memegang tugas dalam mengatur didalam kelas. Suasana kelas yang hidup dapat menciptakan siswa belajar tekun dan penuh semangat. Sebaliknya, suasana kelas yang suram, menegangkan serta aktifitas yang monoton menjadikan siswa kurang bersemangat dalam belajar.
Guru merupakan perancang sekaligus sebagai pelaksana proses pembelajaran dengan mempertimbangkan pembelajaran, dengan mempertimbangkan tuntunan kurikulum. Kondisi siswa dan yang paling utama adalah pemilihan model pembelajaran. Karna model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar merupakan hal yang penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran, karna dengan model tersebut guu dapat menciptakan kondisi belajar yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Pemakaian model pembelajaran harus dilandaskan pada pertimbangan untuk menempatkan siswa sebagai subyek belajar yang tidak hanya menerima siswa pasif saat belajar didalam kelas. Namun guru harus menempatkan siswa sebagai insan yang alami memiliki pengalaman, keinginan dan pikiran yang dapat dimanfaatkan untuk belajar, baik secara individu maupun secara berkelompok. Oleh karena itu, setiap guru mampu memilih strategi dan model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik mempunyai keyakinan bahwa dirinya adalah orang yang mampu belajar.
Dari pendapat diatas seharusnya seorang guru daoat menggunakan berbagai macam model pembelajaran, strategi, serta pendekatan dalam belajar agar membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya. Karna dengan menggunakan berbagai model pembelajaran akan dapat memberikan motivasi yang besar terhadap hasil belajar siswa, serta kurangnya guru dalam memberikan motivasi berupa bimbingan pada saat jam pembelajaran berlangsung, sehingga siswa kurang termotivasi dan kurang niat untuk belajar dengan baik dirumah maupun disekolah.
Akibat dari rendahnya hasil belajar dan pemilihan model pembelajaran yang tidak tepat, siswa akan merasa bosan dan malas ketika beljar dikelas dan dirumah serta banyak siswa yang gagal dan frustasi dalam belajar sehingga mempengaruhi hasil belajar, rsa percaya diri dan minat siswa untuk mau belajar. Dalam hal ini, kegagalan ini kurang diperhatikan oleh guru dan tidak mampu menanggulangi masalah-masalah tersebut, seperti dengan melakukan suatu perubahan-perubahan dalam belajar serta memberikan dorongan semangat belajar, memulihkan kepercayaan diri siswa, baik yang timbul karna kesadaran dari dalam dirinya ataupun karna adanya motivasi dari orang lain.

1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang harus diperhatikan dalam model pembelajaran kooperatif adalah:
1.2.1.      Apa yang dimaksud dengan pembelajaran kooperatif?
1.2.2.      Bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe NHT?
1.2.3.      Apa saja ciri-ciri model pembelajaran kooperatif?
1.3.Tujuan
Adapun tujuan yang harus diperhatikan dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu:
1.3.1. Siswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan pembelajaran kooperatif .
1.3.2. Siswa dapat mengetahui bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe NHT
1.3.3. Siswa dapat membedakan ciri-ciri model pembelajaran kooperatif



BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif  dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi diantara anggota kelompok (Sugandi 2002:14,dalam Riyadi purworedjo,2009:2).
Menurut pendapat Lie,A.(2008:29) bahwa pembelajaran kooperatif tidak sama dengan learning yang dibedakan dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model cooperativ learning dengan benar-benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.
Pada dasarnya cooperativ learning mengandung pengembangan sebagai suatu sikap  atau prilaku bersama dalam bekerja atau memebantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebihdimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi  keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Cooperativ learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan diantara sesama anggota kelompok (Solihatin,E.dan Rahardjo,2007:4).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran secara kelompok yang dilakukan oleh siswa didalam kelas dalam membahas materi yang diberikan oleh guru, dan juga menjadi tanggung jawab setiap kelompok untuk setiap jawaban yang akan disimpulkan dihadapan kelompok lainnya.
2.2. Tipologi Pembelajaran Kooperatif
2.2.1. Menurut Slavin (2008:26-28) ada enam tipologo pembelajaran kooperatif, yaitu:
a.       Tujuan kelompok, bahwa kebanyakan metode pembelajaran kooperatif menggunakan beberapa bentuk tujuan kelompok. Dalam metode pembelajaran tim siswa, ini berupa bisa sertifikat atau regognisi lainnya yang diberikan kepada tim yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
b.      Tanggung jawab individu, yang dilaksanakan oleh dua cara. Pertama dengan menjumlah skor kelompok atau rata-rata individu atau penilaian lainnya, seperti dalam model pembelajaran siswa. Kedua merupakan spesialisasi tugas, cara kedua ini siswa diberi tanggung jawab khusus untuk sebagian tugas kelompok.
c.       Kesempatan sukses yang sama, yang merupakan karekteristik untuk metode pembelajaran tim siswa, yakni penggunaan skor yang memastikan semua siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam timnya.
d.       Kompetensi tim, sebagai sarana untuk motivasi siswa untuk bekerja sama dengan anggota timnya.
e.       Spesialisasi tugas, tugas untuk melaksanakan sub tugas terhadap masing-masing anggota kelompok.
f.       Adaptasi terhadap kebutuhan kelompok, metode ini akan mempercepat langkah kelompok.
2.2.2. Roger dan David Johnson (dalam Lie,A.2008:31)mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperativ learning . Untuk mencapai hasil yang maksimal,  lima unsur metode pembelajaran gotong royong harus diterapkan, yang meliputi:
a.  Saling ketergantungan positif, artinya bahwa keberhasilansuatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya.
b.  Tanggung jawab perseorangan, artinya setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.
c.  Tatap muka, maksudnya bahwa setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi.
d.  Komunikasi antar anggota, artinya agar para pembelajar dibekali dengan berbagai keterampilan komunikasi.
e.  Evaluasi proses kelompok, pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagu kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya dapat bekerja sama lebih efektif
Dapat disimpulkan, dari kedua pendapat diatas yang telah dipaparkan bahwa tipologi kooperatif sangat penting bagi metode pembelajaran dan juga dalam kooperatif siswa juga dapat mandiri dalam belajar secara individu. Keuntungan dalam tipologi kooperatif yaitu siswa menjadi berani dalam menyampaikan pendapat dan lebih memahami setiap materi yang didiskusikan, selain itu juga siswa akan saling berhadapan dengan siswa lain yang memiliki ide, pikiran dan kemampuan yang berbeda.
2.3. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif
Adapun ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam model pembelajaran koopertif yaitu:
a.       Belajar bersama dengan teman
b.      Selama proses belajar terjadi proses tatap muka antar teman
c.       Saling mendengarkan pendapat diantara anggota kelompok
d.      Belajar dari teman sendiri dalam kelompok
e.       Belajar dalam kelompok kecil
f.       Produkif berbicara atau saling mengemukakan pendapat
g.      Keputusan tergantung pada mahasiswa sendiri
h.      Mahasiswa aktif
2.4. Prosedur Pembelajaran
Menurut Ditnaga Dikti, pada dasarnya, kegiatan pembelajaran dipilahkan menjadi 4 langkah, yaitu: orientasi, bekerja kelompok, kuis, dan pemberian penghargaan. Setiap langkah dapat dikembangkan lebih lanjut oleh para dosen berpegang pada hakekat setiap langkah sebagai berikut:
a.       Orientasi
Sebagaimana dalam halnya setiap pembelajaran, kegiatan diawali dengan orientasi untuk memahami dan menyepaki bersama tentang apa yang akan dipelajari serta bagaimana strategi pembelajarannya. Pada langkah ini siswa diberi kesempatan umtuk mengungkapkan pendapatnya tentang apa saja, termaksud cara kerja dan hasil akhir yang diharapkan atau sistem penilaiannya.
b.      Kerja Kelompok
Pada tahap ini siswa melakukan kerja kelompok sebagai inti kegiatan pembelajaran. Kerja kelompok dapat dalam bentuk kegiatan, memecahkan masalah, atau memahami dan menerapkansuatu konsep yang dipelajari. Kerja kelompok dapat dilakukn berbagai cara seperti berdiskusi, melakukan eksplorasi, observasi, percobaan,dll. Guru berperan sebagai fasilitator bagi masing-masing kelompok, dengan cara melakukan pemantauan terhadap kegiatan belajar siswa mengarahkan keterampilan kerjasama, dan memberikan bantuan pada saat diperlukan.
c.       Tes/kuis
Pada akhir kegiatan kelompok diharapkan semua siswa telah mampu memahami topik/masalah yang sudah dikaji bersama. Kemudian masing-masing siswa menjawab tes atau kuis untuk mengetahui pemahaman mereka terhadap konsep/topik/masalah yang dikaji. Penilaian individu ini mencakup ranah kognitif, afektif dan keterampilan.
d.      Penghargaan Kelompok
Langkah ini dimaksud untuk memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil memperoleh kenaikan skor dalam tes individu. Kenaikan skor dihitung dari selisih antara skor dasar dengan nilai skor individual. Menghitung skor yang didapat masing-masing kelompok dengan cara menjumlahkan skor yang didapatkan siswa didalam kelompok tersebut kemudian dihitung rata-ratanya. Selanjutnya, berdasarkan skor rata-rata tersebut ditentukan penghargaan masing-masing kelompok.
2.5. Langkah-langkah pembelajaran tipe NHT
a. Siswa dibagi dalam kelompok,setiap siswa dalam setiap kelompok mendapatkan nomor.
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.
d.Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor siswa yang dipanggil, melaporkan hasil kerja sama mereka.
e. Tanggapan dari teman-teman yang lain, kemudian guru menunjukkan nomor yang lain.
f. Kesimpulan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok oleh masing-masing kelompok yang telah dibagi oleh guru, namun perlu diketahui pembelajaran koopertif  juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara individu.Karna, dalam pembelajaran kooperatif siswa dapat saling bertukar pikiran dengan sesama anggota kelompoknya yang kualitas pemikirannya bisa lebih pandai.
3.2. Saran
Diharapakan, dengan adaya makalah ini yang membahas metode pembelajaran kooperatif tipe NHT, dapat meningkatkan hasil belajar siwa khususnya dalam pembelajaran fisika yang sebagian siswa menganggap bahwa fisika adalah pelajaran yang sulit dan menyeramkan.





DAFTAR PUSTAKA
Ditnaga Dikti,www.ditnaga-dikti.org/ditnaga/files/PIP/kooperatif.pdf/17 juli 2010.
Taniredja,tukiran(2011). Model-model Pembelajaran Inovatif,purwokerto:Alfabeta Bandung.
Johhson,E.B.,(2007).ContextualTeaching and Learning Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna,Bandung:MLC.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Statistik Fisika - Skor Baku, Koefisien Variansi, Ukuran Kemiringan Data dan Ukuran Keruncingan data

Fisika Modern - Sifat Partikel Dari Gelombang

Termodinamika - Persamaan Keadaaan Gas Ideal