Statistik Fisika - Skor Baku, Koefisien Variansi, Ukuran Kemiringan Data dan Ukuran Keruncingan data
MAKALAH
STATISTIK FISIKA
“SKOR BAKU, KOEFISIEN VARIANSI, UKURAN
KEMIRINGAN DATA DAN KERUNCINGAN DATA”
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Statistik Fisika
Dibimbing
OlehWidji Astuti M.pd S.pd
DISUSUN
OLEH :
KHUSILA ZULHADI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA SEMESTER IV
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS
SAMAWA (UNSA) SUMBAWA BESAR
2013/2014
BAB
I
PENDAHALUAN
1.1 Latar
Belakang
Statistik berasal dari kata state yang
artinya negara. Dalam pengertian yang paling sederhana statistik artinya data.
Dalam pengertian yang lebih luas, statistik dapat diartikan sebagai kumpulan
data dalam bentuk angka maupun bukan angka yang disusun dalam bentuk tabel
(daftar) dan atau diagram yang menggambarkan (berkaitan) dengan suatu masalah
tertentu.
Umumnya suatu data diikuti atau
dilengkapi dengan keterangan-keterangan yang berkaitan dengan suatu peristiwa
atau keadaan tertentu. Kata statistik juga menyatakan ukuran atau karakteristik
pada sampel seperti nilai rata-rata, dan koefisien korelasi. Berdasarkan
jenisnya, statistik dibedakan menjadi dua, yaitu statistik deskriptif dan
statistik inferensial. Statistik deskriptif adalah statistik yang berkenaan
dengan metode atau cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau
menguraikan data.
Sebagai suatu ilmu, kedudukan statistika merupakan salah satu
cabang dari ilmu matematika terapan. Oleh karena itu untuk memahami statistika
pada tingkat yang tinggi, terebih dahulu diperlukan pemahaman ilmu matematika.
Seperti ukuran penyebaran data, kita bisa mengetahui bagaimana
cara memperoleh nilai rata-rata, modus, median, simpang baku, skor baku,
koefisien variasi, kemiringan dan kurtosis dari sebuah data yang diberikan.
Mata kuliah statistika bagi mahasiswa sangat diperlukan terutama
ketika seorang mahasiswa harus mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan
menginterprestasikan data untuk pembuatan skripsi, thesis atau disertasi. Dalam
hal ini pengetahuan statistik dipakai dalam menyusun metodologi penelitian.
1.2 Rumusan
Masalah
1.2.1
Apa
yang dimaksud dengan Skor Baku, Koefisien Variasi, Kemiringan dan Kurtosis
1.2.2
Bagaimana
cara memperoleh Skor Baku, Koefisien Variasi, Kemiringan dan Kurtosis
1.2.3
Contoh
dari Skor Baku, Koefisien Variasi, Kemiringan dan Kurtosis
1.3 Tujuan
1.3.1
Kita
bisa mengetahui apa yang dimaksud dengan Skor Baku, Koefisien Variasi,
Kemiringan dan Kurtosis
1.3.2
Kita
bisa mengetahui bagaimana cara memperoleh Skor Baku, Koefisien Variasi,
Kemiringan dan Kurtosis
1.3.3
Kita
bisa mengetahui contoh dari Skor Baku, Koefisien Variasi, Kemiringan dan
Kurtosis
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 SKOR
BAKU
2.1.1
Pengertian Skor Baku (Z - Score)
Nilai standar (angka baku ) adalah perubahan yang dipergunakan
untuk membandingkan dua buah keadaan atau lebih. Z score adalah nilai yang
dinyatakan dengan satuan standar deviasi (S).
Angka Baku digunakan untuk mengetahui kedudukan suatu objek yang
sedang diselidiki dibandingkan terhadap keadaan pada umumnya (nilai rata-rata) kumpulan
objek tersebut.
Kegunaan angka baku, yaitu Mengamati
perubahan nilai kenaikan dan nilai penurunan variable atau suatu gejala dari
rata-ratanya.
Semakin kecil angka bakunya, semakin
kecil pula perubahan variable tersebut dari rata-ratanya, dan sebaliknya.
Nilai Z mengukur berapa simpangan baku
sebuah pengamatan terletak diatas atau dibawah nilai tengahnya.
Nilai standar (Z-score) adalah suatu bilangan yang menunjukkan seberapa jauh
sebuah nilai mentah menyimpang dari rata-ratanya dalam suatu distribusi data
dengan satuan SD. Dengan
demikian, nilai standar tidak lagi tergantung pada satuan pengukuran seperti
cm, kg, rupiah, detik dan sebagainya
2.1.2
Cara Menghitung Skor Baku (Z – Score)
Angka Baku (nilai standar) dapat dihitung dengan menggunakan rumus
:
Z =
Dimana
:
x = nilai mentah
x = nilai rata-rata
s = standar deviasi
2.1.3
Contoh Skor Baku (Z – Score)
1.
Nilai
rata-rata matematika suatu kelas adalah 7. Diketahui A mendapat nilai 6 dan
standar deviasi dari ulangan tersebut 0,5. Tentukan nilai standarnya !
Jawab:
2.
Nilai
standar B untuk matematika adalah 1,60. Jika nilai rata-rata ulangan di kelas
tersebut 7 dan standar deviasinya 1,3
maka tentukan nilai ulangan matematika dari B !
Jawab:
x = + ZB.
SD
= 7 + (1,60 x 1,3) = 9,08
Jadi
nilai ulangan B = 9,0
3.
Rata-rata
kelas A dalam ulangan pertama matematika adaalah 72,3 dengan standar deviasi
6,7 dan kelas B rata-ratanya 74,2 dengan standar deviasi 7,1. Nilai ulangan Ali
dari kelas A adalah 75 dan Budi dari kelas B adalah 76. Nilai siapakah yang
paling tinggi dari Ali dan Budi untuk ulangan pertama tersebut ?
Jawab:
Ali: Z =
Budi: Z
=
Karena
nilai Z untuk Ali lebih besar dari pada Budi, maka nilai Ali lebih tinggi
dibandingkan Budi untuk ulangan tersebut.
4.
Nilai rata-rata
matematika suatu kelas adalah 7. Jika A mendapat nilai 6 dan standar deviasi dari ulangan tersebut 0,5. Tentukan nilai standarnya
Jawab : Z = = = - 2
Contoh :
Berikut ini adalah hasil penjurian dua orang peserta
lomba Putri Indonesia:
A B
Kepribadian 20 18 X
= 16 SD = 3
Inteligensi 109 114 X
= 100 SD = 10
Fisik 8 9 X
= 7 SD = 1
Perilaku 59 54 X
= 50 SD = 8
Total 196 195 ð Peserta A juara
Contoh perhitungan Z – Kep =
Dengan demikian diperoleh :
A B
Z
- Kep 1.33 0.67
Z - Int 0.9 1.4 dalam
satuan SD
Z - Fis 1 2
Z - Peri 1.125 0.5
Total 4.36
SD 4.57 SD ð Peserta B juara
Contoh :
Seorang siswa mendapat nilai matematika 70
dengan rata-rata 60 dan standar deviasi 12, nilai Bahasa Inggris 80 dengan
rata-rata 75 dan simpangan standarnya 15, manakah kedudukan nilai yang paling
baik.
Jawab :
Zm = = 0,83
Zb = =
0,33
Jadi kedudukan nilai matematika lebih baik
dari pada nilai Bahasa Inggris.
Contoh:
Rata-rata dan simpangan standar upah pesuruh
kantor masing-masing adalah Rp 65.000,00 dan Rp 1.500,00. Jika Pak Darmawan
salah seorang pesuruh yang upahnya Rp 67.250,00, nilai standar upah Pak
Darmawan adalah….
Jawab :
Z =
= 1,5
2.2 KOEFISIEN VARIASI
2.2.1
Pengertian
Koefisien Variasi
Koefisien
variasi adalah perbandingan antara simpangan standar dengan nilai rata-rata
yang dinyatakan dengan persentase. Koefisien variasi berguna untuk melihat
sebaran data dari rata-rata hitungnya.
Fungsinya, Untuk
membandingkan variasi dari beberapa gugus data yang mempunyai satuan yang
berbeda. Semakin kecil koefisien variasinya, maka data itu semakin HOMOGEN.
2.2.2
Cara Menghitung
Koefisien variasi
Besarnya Koefisien Variasi dinyatakan
dengan rumus,
KV = x
100%
Dimana :
KV = koefisien
variasi
S = simpangan standar
x= rata-rata
2.2.3
Contoh
Koefisien Variasi
Contoh 1:
Nilai rata-rata matematika Kelas III
AK 1 adalah 80 dengan simpangan standar 4,5 dan nilai rata-rata Kelas III AK 2
adalah 70 dengan simpangan standar 5,2. Hitunglah koefisien variasi
masing-masing.
Jawab :
KV III AK 1 = x 100%
=
x 100% = 5,6%
KV III AK 2 = x 100% = 7,4%
Contoh 2 :
Standar deviasi sekelompok data adalah
1,5 sedang koefisien variasinya adalah
12,5%. Mean kelompok data tersebut
adalah….
Jawab :
KV = x 100%
12,5% = x 100%
12,5% =
x = = 12
Contoh :
Berat badan (kg)
x = 60
S = 15
Tinggi badan (cm)
x = 160
S =
8
KV berat badan = 15/60 X 100% = 25%
KV tinggi badan = 8/160 X 100% = 5%
Koefisien tinggi badan lebih kecil daripada berat badan, jadi
tinggi badan lebih Homogen daripada berat badan.
2.3 UKURAN
KEMIRINGAN DATA
2.3.1
Pengertian Ukuran Kemiringan Data
Ukuran kemiringan adalah ukuran yang
menyatakan derajat ketidak simetrisan suatu lengkungan halus (kurva) dari suatu
distribusi frekuensi.
Kemiringan distribusi data ada tiga jenis:
•
Simetri
•
Miring
ke kanan – kemiringan positif
•
Miring
ke kiri – kemiringan negative
Kemiringan distribusi data disebut kemencengan
atau kemenjuluran (skewness). Kemiringan adalah derajat atau ukuran dari
ketidaksimetrian (asimetri) suatu distribusi data
2.3.2
Cara Menghitung Ukuran Kemiringan Data
Ada beberapa cara untuk menghitung koefisien kemiringan suatu
kurva.
a.
Koefisien
Pearson, rumusnya adalah
Rumus ini dapat dipakai untuk
data tidak berkelompok maupun data berkelompok, dengan aturan sbb:
–
Bila
a = 0, distribusi data simetri
–
Bila
a = negatif, distribusi data miring ke kiri
–
Bila
a = positif,
distribusi data miring ke kanan
atau
SK = atau SK =
Khusus data berkelompok (tabel distribusi frekuensi), a3 dapat dihitung dengan cara transformasi (Kode U)
–
Bila
a3 = 0, distribusi data simetri
–
Bila
a3 < 0, distribusi data miring ke kiri
–
Bila
a3 > 0, distribusi data miring ke kanan
b.
Menurut
Bowley, derajat kemiringan bisa ditentukan dengan memakai nilai Kuartil bawah,
tengah dan atas.
Jika distribusinya SIMETRI, maka Q3 – Q2 = Q2
– Q1 sehingga
Q3 + Q1 – 2 Q2 = 0. Maka a = 0.
Jika distribusinya MIRING, ada 2 kemungkinan:
•
Q1
= Q2 maka a = 1
•
Q2
= Q3 maka a = -1
Atau
SK =
atau
SK =
Catatan :
Jika SK > 0 maka kurva positif atau kurva
condong ke kanan
SK <
0 maka kurva negatif atau kurva condong ke kiri
SK = 0 maka kurva simetris
2.3.3
Contoh Ukuran Kemiringan Data
Contoh 1 :
Koefisien kemiringan kurva distribusi
frekuensi dari hasil penjualan suatu barang yang mempunyai nilai rata-rata = Rp
516.000,00, modus = Rp 435.000,00 dan standar deviasi = Rp 150.000,00 adalah….
Jawab :
SK =
=
= 0,54
Contoh 2 :
Dari suatu distribusi frekuensi diketahui
modus = 15,5 dan simpangan baku = 4,5. Jika koefisien kemiringan kurva
distribusi frekuensi tersebut = 0,8 , nilai rata-rata data tersebut
adalah….
Jawab :
0,8 =
0,8 x 4,5 = - 15,5
3,6 = -
15,5
= 3,6 + 15,5
= 19,1
2.4 UKURAN
KERUNCINGAN / KURTOSIS DATA
2.4.1
Pengertian Ukuran Keruncingan (Kurtosis) Data
Ukuran keruncingan / kurtosis (k) adalah ukuran
mengenai tinggi rendahnya atau runcingnya suatu kurva. Keruncingan distribusi
data adalah derajat atau ukuran tinggi rendahnya puncak suatu distribusi data terhadap
distribusi normalnya data. Keruncingan distribusi data disebut kurtosis.
Ada 3 jenis derajat keruncingan yaitu:
·
Leptokurtis -- jika puncak relatif tinggi
·
Mesokurtis
-- jika puncak normal
·
Platikurtis
-- jika puncak terlalu rendah / datar
2.4.2
Cara Menghitung Ukuran Keruncingan / Kurtosis
Data
Derajat
keruncingan distribusi data (a4) dihitung dengan rumus:
Cara lain menghitung Derajat
keruncingan distribusi data (k) adalah dengan rumus:
Keterangan :
Jika nilai k > 0,263 kurva leptokurtis
(puncaknya runcing
sekali)
k < 0,253 kurva platikurtis
(puncaknya agak mendatar)
k = 0 kurva mesokurtis
(puncaknya tidak begitu
run-
cing atau distribusi
normal)
2.4.3
Contoh Ukuran Keruncingan (Kurtosis) Data
Contoh :
Dari sekelompok data yang disusun dalam tabel
distribusi frekuensi diketahui nilai Q1 = 55,24 ; Q3 =
73,64 ; P10 = 44,5 ;P90 = 82,5. Besarnya koefisien
kurtosis kurva data tersebut adalah….
Jawab :
k =
=
= 0,242
Karena k < 0,263 maka kurva distribusi tersebut platikurtik.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas kita bisa menarik kesimpulan nilai standar (angka baku ) adalah perubahan yang
dipergunakan untuk membandingkan dua buah keadaan atau lebih. Z score adalah nilai yang
dinyatakan dengan satuan standar deviasi (S). Dengan rumus Z =
. Koefisien variasi adalah perbandingan antara simpangan standar
dengan nilai rata-rata yang dinyatakan dengan persentase. Koefisien variasi berguna
untuk melihat sebaran data dari rata-rata hitungnya. Dengan rumus KV = x 100%
Ukuran kemiringan data adalah Ukuran kemiringan adalah ukuran yang menyatakan derajat ketidak
simetrisan suatu lengkungan halus (kurva) dari suatu distribusi frekuensi. Dengan
rumus SK = atau SK = . Ukuran keruncingan data
(kurtosis) adalah Ukuran keruncingan / kurtosis (k) adalah ukuran mengenai
tinggi rendahnya atau runcingnya suatu kurva. Keruncingan distribusi data
adalah derajat atau ukuran tinggi rendahnya puncak suatu distribusi data terhadap
distribusi normalnya data. Keruncingan distribusi data disebut kurtosis. Dengan
rumus k = .
DAFTAR
PUSTAKA
-.
2012. Pengertian Score Baku. (sanglazuardi.com/tag/pengertian-skor-baku, diakses pada tanggal 12 April 2012).
-.
2010. Angka Baku/NIlai Standar (Z-Score) for Pengertian. (http://www.scribd.com/doc/42000537/49/Angka-Baku-Nilai-Standar-Z-Score, diakses pada tanggal 11 November 2010).
-.
2011. Kemiringan Distribusi Data. (www.scribd.com/doc/73485202/15/Kemiringan-distribusi-data, diakses pada
tanggal 22 November 2011).
Mangkuatmodjo,
H.Soegyianto. 1997. Pengantar Statistik. Bandung : Pengantar Statistik.
sangat membantu!!
BalasHapuskurang membantu
BalasHapus