Teknik Penulisan Karya Ilmiah - Pengembangan Kalimat Efektif



MAKALAH
Tehnik Penulisan Karya Ilmiah
Pengembangan Kalimat Efektif
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Tehnik Penulisan Karya Ilmiah Yang Dibimbing Oleh Wahyu Widji Astuti S,Pd.


Disusun oleh ,
Kelompok III 
KHUSILA ZULHADI
 
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SAMAWA (UNSA)
SUMBAWA BESAR
2013




KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya, salawat serta salam kepada junjungan kami dan alam beserta isinya, Nabi Besar Muhammad SAW dan keluarga beserta sahabat-sahabat yang telah berjuang membawa kemuliaan kedunia yang terang dan penuh dengan kemudahan seperti sekarang ini, sehingga kami dapat menyelsaikan kewajiban kami sebagai mahasiswa/i yaitu tugas MK Tehnik Penulisan Karya Ilmiah dalam bentuk makalah dengan judul “pengembangan kalimat efektif” Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas MK Tehnik penulisan karya ilmiah juga yaitu sebagai syarat penilaian tugas dan sekaligus menilai kemampuan mahasiswa/i dalam menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai selama mengikuti MK ini.
Isi dari pada makalah ini adalah disusun dari berbagai referensi yang relevan seperti buku dan internet.
Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kita selama mengikuti MK Tehnik penulisan karya ilmiah, membantu kami memecahan kesulitan-kesulitan ketika belajar. Dan ucapan terima kasih kepada teman-teman fisika A 5 yang telah membantu memberikan referensi yang sesuai.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini  terdapat kelebihan-kelebihan dan juga kekurangan – kekurangan baik dari segi sistematika penulisan maupun isi dari pada makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosen dan juga teman-teman demi perbaikan makalah – makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Sekian dari kami penyusun, kami ucapkan terima kasih.


Sumbawa Besar, September  2013


Penyusun





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahsa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara. Agar apa yang diingikan dapat diterima oleh pendengar hendaklah bahasa yang digunakan dapat mendukung maksud dan perasaan pembicara secara jelas
  Setiap gagasan, pikiran yang dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat. Kalimat yang benar haruslah memenuhi persyaratan gramatikal. Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kadah yang berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan predikat); memerhatikan ejaan yang disempurnakan; serta diksi yang tepat dalam kalimat. Kalimat yang mudah dipahami pembaca tau pendengar adalah kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalmiat yabg baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si pembicara dapat diterima dan dipahami oleh pendengar sama benar dengan apa yang dipikirkan oleh si penutur (Badudu, 1995 dalam Putrayasa, 2010).

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini yaitu:
1.      Menjelaskan jenis-jenis kalimat ?
2.      Sebutkan cirri-ciri dari kalimat biasa, kalimat parallel, kalimat periodic dan kalimat efektif?
C.    Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain:
1.      Agar mahasiswa/I mampu menjelaskan dan mengidentifikasi perbedaan jenis-jenis kalimat.
2.      Agar mahasiswa/I mampu menyebutkan cirri-ciri dari kalimat biasa,kalimat parallel, kalimat periodic dan kalimat efektif.

D.    Manfaat
Adapun mamfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1.      Secara teoritis untuk mengembangkan pengetahuan mahasiswa tentang pengembangan jenis kalimat.
2.      Untuk menambah wawasan mahasiswa dalam MK Tehnik Penulisan Karya Ilmiah.



BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pilihan kata
Untuk menyusun kalimat efektif hendaknya dipilih kata yang tepat, ialah kata yang memenuhi isoformisme, yaitu kesamaan makna karena kesamaan pengalaman masa lalu atau adanya kesamaan struktur kognitif. Isoformisme terjadi manakala komunikan-komunikan berasal dari budaya yang sama, status sosial yang sama, dan ideologi yang sama. Misalnya,
1)    Keluarga Ida Gede seminggu yang lalu ngaben.
2)    Akan lebih syahdu lagi kalau yang pianismo diganti dengan adante.
Selain isoformisme, juga perlu diperhatikan;
v  Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata bersinonim terbagi menjadi dua,
1)    Sinonim mirip, yaitu sinonim yang tidak dapat saling menggantikan
Contoh:
•    akbar =makro=besar=raya
•    Asas=dasar=pokok=prinsip
•    Buku=kitab
•    Salin=ganti=tukar=ubah
2)    Sinonim persis, yaitu sinonim yang dapat saling menggantikan
Contoh: efektif = efisien
Contoh dalam kalimat,
1)    jagung makanan asas bangsa ini.
Kata asas tidak tepat, tetapi lebih tepat jika diganti dengan kata pokok. Di samping itu juga terdapat kata semua, seluruh, segala, sekalian, dan segenap memiliki persamaan dan perbedaan arti. Persamaan ini menyebabkan kata itu saling dipertukarkan, sedangkan perbedaan arti menyebabkan kata itu tidak dapat saling dipertukarkan.Kata semua ditekankan pada jumlah yang banyak, sedangkan pemakain kata seluruh ditekankan pada satu benda ya utuh. Kata segala menyatakan semua  macam yang mengacu pada benda yang beraneka ragam. Kata sekalian menyatakan kesertaan yang mengacu pada orang. Kata segenap menyatakan makna semua dalam pengertian kelengkapan.
v  Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Sebuah kata yang mengandung makna konseptual atau makna dasar berfungsi denotatif.Dalam mengarang hendaknya kita menggunakan makna denotasi agar terlepas dari tafsiran yang menyimpang.
Makna konotasi terbagi dua, yakni konotasi positif dan konotasi negatif.
meninggal, wafat, gugur    tewas, mati
v  Pemakaian Kata Umum dan Kata Khusus
kata umum dan kata khusus
(a)    Melihat    memandang, menonton, menengok, menatap, menentang, menoleh, meninjau, menyaksikan
(b)    jatuh    roboh, rebah, tumbang, rontok, longsor
(c)    buah    apel, mangga, melon, pisang
(d)    bunga    melati, kamboja, mawar
 Pada (a &b) Kata umum mengandung arti kata inti, sedangkan kata khusus yang bersinonim mengadung arti tambahan. Pada (c&d) kata umum merupakan superordinatnya, sedngkan kata khusus yang merupakan kelas bawah (hiponim)
v  Pemakaian Kata-Kata atau Istilah Asing
Pertimbangan untuk menerima atau menolak unsur asing,
(1)    Perasaan cermat tidaknya bahasa sendiri dalam perbedaan nuansa makna; biologi;biologis
(2)    Perlu tidaknya kata yang bersinonim: similasi;pembauran
(3)    Ada tidaknya pengakuan gengsi bahasa asing: kolaborasi; evaluasi
(4) Tinggi rendahnya kemampuan serta kemahiran dalam bahasa sendiri, misalnya, dalam mana, di mana, dan kepada siapa. Dalam memilih kata perlu memerhatikan norma yang berlaku dalam masyarakat pemakai bahasa. Karangan yang ditujakan kepada asyarakat umum berbeda dengan karangan yang akan ditujukan pada masyarakat homogen, guru, perawat, atau para peternak.
v  Pemakaian Kata Abstrak dan Konkret
 Kata abstrak adalah kata yang mempunyaireferen berupa konsep, sedangkan kata konkret adalah kata yang mempunyai referen berupa objek yang dapat diamati.Jika yang kita deskripsikan adalah suatu fakta, tentu harus lebih banyak menggunakan kata konkret. Akan tetapi jika yang dikemukakan ialah kalsifikasi, generalisasi maka yang banyak digunakan adalah kata-kata abstrak.
v  Pemakian Kata Populer dan Kajian
kata populer    kata kajian
batu    batuan
penduduk    populasi
besar     makro
banyak tuntutan    canggih
isi    volume
bisul    abses
bunyi    fonem.
v  Pemakaian Jargon, Kata, Percakapan, dan Slang
 Kata jargon ialah kata-kata teknis yang digunakan secara terbatas dalam bidang ilmu, profesi. Kata-kata ini kerap kali merupakan kata sandi untuk kalangan tertentu (dokter, militer).Contoh:
    Sikon (situasi dan kondisi), prokon (prokontra), kep (kapten), dok (dokter), prik     (suntuk)Pada waktu-waktu tertentu, banyak terdengar slan,  yaitu kata-kata yang baku yang dibentuk secara khas sebagai cetusan keinginan terhadap sesuatu yang baru. Kata-kata ini bersifat sementara: kalau sudah terasa usang, hilang atau menjadi kata-kata biasa (asoy, mana tahan, bahenol, selangit, kemana aja boleh).
v  Bahasa Prokem
Bahasa prokem adalah bahasa sandi yang digemari dan dipakai di kalangan remaja tertentu. Bahasa ini konon berasal dari kalangan preman.
Contoh:
bokap    bapak
cacing    petugas keamanan
dou    uang
ngelinting    Mengisap ganja

2.      Pengembangan Kalimat Efektif
Kalimat dikatakan efektif jika memenuhi dua syarat utama, yaitu (1) struktur kalimat efektif dan (2) ciri kalimat efektif. Struktur kalimat efektif mencakup (a) kalimat umum, (b) kalimat paralel, dan (c) kalimat periodik. Sementara itu, ciri kalimat efektif meliputi :
a. Kesatuan (unity)
b. Kehematan (economy)
c. Penekanan (emphasis); dan
d. Kevariasian (variety)
Uraian selanjutnya dimulai dengan stuktur kalimat efektif sebagai berikut.
(a)  Struktur Kalimat Umum
v  Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang mambnagun sebuah kalimat dapat dibedaskan menjadi dua, yaitu: unsur wajib dan unsur tak wajib (unsur manasuka).Unsure wajid adalah unsur yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu S/subjek dan P/ Predikat), sedangkan unsure takwajib atau unsure manasuka adalah unsur yang boleh ada dan boleh tidak ada (yaitu kata kerja Bantu : harus, boleh, keterangan aspek: sudah, akan, keterangan :tempat, waktu, cara dan sebagainya).
v  Struktur Kalimat Paralel
Yang dimaksud kesejajaran (paralelisme) dalam kalimat adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama yang dipakai dalam susunan serial. Jika sebuah ide dalam sebuah kalimat dinyatakan dengna frase (kelompok kata), maka ide-ide yang sederajat harus dinyatakan dengan frase. Jika sebuah ide dalam suatu kalimat dinyatakan dengan kata benda, maka ide lain yang sederajat harus dengan kata benda juga. Demikian juga halnya bila sebuah ide dalam sebuah kalimat dinyatakan dengan kata kerja, maka ide lainnya yang sederajat harus dinyatakan dengan jenis kata yang sama.
v  Struktur Kalimat Periodik
Struktur ini lebih mengemukakan unsur-unsur tambahan baru kemuadian unsur intinya. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian pembaca. Contoh:
Oleh mahasiswa kemarin jenazah yang busuk itu dikuburkan (O-K-S-P)
Tanggal 22 Desember 2011 Hari Ibu dirayakan oleh Dharma Wanita Undiksha. (K-S-P-O)

3.      Jenis-jenis Kalimat
Adapun jenis kalimat tersebut meliputi:
A.    Kalimat Biasa
kalimat tanya adalah kalimat yang mengandung suatu permintaan agar kita diberi sesuatu hal.
Ciri-ciri kalimat tanya:
v  . Intonasi tanya.
contoh> ayahnya terlibat perampokan?
v   Menggunakan kata tanya, seperti: apa, siapa, dimana, kapan, mengapa, bagaimana, dsb.
contoh> apa yang terjadi disini?.
v   Menggunakan partikel-kah.
contoh> maukah kamu mengantarku ke sekolah?

jenis kalimat tanya:

v  . Kalimat tanya biasa,
digunakan untUK menggali informasi.
contoh: apa yang menjadikan anda senang menulis?
v  . Kalimat tanya retoris, kalimat yang tidak memerlukan jawaban.
contoh: apakah kita tega membiarkan mereka kelaparan.
v   Kalimat tanya klarifikasi/konfirmasi, untuk memperjelas persoalan.
contoh: apa benar kamu akan menikah?
v  . Kalimat tanya tersamar, mengacu pada berbagai macam maksud.,
Kalimat Berita ialah kalimat yang isinya memberitahukan suatu peristiwa atau kejadian. wujud tanggapan, biasanya berupa isyarat  bahwa pendengar mengikuti pembicara. Ciri umum kalimat berita adalah intonasi nadanya netral (biasa). Contohnya: Kami belajar dan bekerja demi masa depan yang lebih baik.
Macam Ragam Kalimat Berita
1. Kalimat berita menyungguhkan
    Ciri: Ditunjang oleh kata tugas: ya, betul, sungguh, nyata, tak boleh tidak, sudah tentu, dsb.
    Contoh:  Memang betul, ia yang bersalah.

2. Kalimat ingkar
    Ciri: Ditunjang oleh kata tugas: tidak, sungguh tidak, bukan, sedikitpun tidak, dsb.
    Contoh: Sungguh, saya tidak mengambil uang itu.
 Tidak sekali-kali, saya melawan orang tua.

3. Kalimat berita memungkinkan
    Kalimat ini menyatakan berita yang belum/tidak pasti, menunjukkan tanggapan kemungkinan yang belum bisa dipastikan kebenarannya.
    Ciri: Ditunjang oleh kata tugas: agaknya, rupanya, rasanya, barangkali, mungkin, dsb.
    Contoh: Awan hitam menebal, mungkin akan turun hujan lebat.

4. Kalimat langsung
    ialah kalimat berita yang memuat peristiwa/kejadian dari sumber lain dengan langsung menirukan, mengutip, atau mengulang kembali ujaran dari sumber tsb.
    Ciri: - bertanda petik dalam bahasa tulis,
           - intonasi bagian kutipan bernada lebih tinggi dari bagian lainnya.
           - Berkemungkinan susunan:
 a. pengiring-kutipan
 b. kutipan-pengiring
 c. kutipan-pengiring-kutipan
          - Bunyi pertama awal kutipan dimulai dengan huruf besar pada susunan cara ke-1, ke-  2, dan kutipan pertama cara ke-3.
    Contoh:
        1. Ayah menyuruh, "Antarkan surat ini ke kantor Bapak!" (pengiring-kutipan)
 2. "Ayo, masuk satu satu!" gertak polisi pada tiga orang pencopet yang baru saja tertangkap. (kutipan-pengiring)
 3. "Kak, kau dipanggil ibu!" kata Heni, "disuruh makan." (kutipan-pengiring-kutipan)

5. Kalimat tidak langsung adalah ragam kalimat berita yang memuat peristiwa/kejadian dari sumber lain yang diubah susunannya oleh penutur, tidak menirukan atau mengucapkan lagi langsung dari sumber lain tersebut.
    Ciri: - Tidak bertanda petik.
           - Intonasi mendatar/menurun pada akhir kalimat.
           - Pelaku yang dinyatakan pada isi kalimat langsung mengalami perubahan, yakni:
 #kata ganti orang ke-1 menjadi orang ke-3
 #kata ganti orang ke-2 menjadi orang ke-1
 #kata ganti orang ke-2 jamak/"kita" menjadi "kami" atau "mereka"
           - Berkata tugas: bahwa, agar, sebab, untuk, supaya, tentang, dsb.
 
     Contoh:
        1. Ayah menyuruhku untuk mengantarkan surat ini ke kantornya.
 2. Polisi menggertak tiga orang pencopet yang baru saja tertangkap agar mereka masuk satu per satu.
 3. Heni berkata kepada kakaknya bahwa ia dipanggil ibu untuk makan.

     Ada beberapa cara mengubah kalimat langsung jadi kalimat tak langsung.
 Ayah bertanya, "Pelajaranmu kauabaikan?"
Diubah menjadi:
 Ayah bertanya, kalau-kalau pelajaranku kuabaikan.
 Ayah bertanya, apakah pelajaranku kuabaikan.
 Ayah menanyakan kalau-kalau saya mengabaikan pelajaran saya.
 Ayah menanyakan apakah saya mengabaikan pelajaran saya.

. Kalimat pengandaian
berisikan pernyataan hasrat atau angan-angan masa depan yang mungkin bisa tercapai/tidak, atau menunjukkan peristiwa masa lampau yang tak mungkin terulang lagi.
    Ciri: intonasi kalimat berita, menggunakan kata tugas: jika, kalau, andai, andaikan, andaikata.
    Contoh: Andaikan aku menjadi pelaut, akan kutindak tegas penyelundupan barang ilegal.
       Kalimat perlawanan/beralah
ialah kalimat yang berisi pernyataan yang bagiannya dipertentangkan dengan bagian lain.
    Ciri: Intonasi kalimat berita, menggunakan kata tugas: meskipun, walaupun, sekalipun, dsb.
    Contoh:
-Walaupun Rudi mendapat nilai buruk, namun ia tidak patah semangat. (apabila kata hubung pertentangan diletakkan di awal kalimat, maka digunakan tanda koma untuk memisahkan kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya)
-Rudi tidak patah semangat walaupun ia mendapat nilai buruk. (apabila kata hubung pertentangan diletakkan di tengah kalimat, maka tidak perlu digunakan tanda koma untuk memisahkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya)
B.     Kalimat Paralel
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Yang dimaksud kesejajaran (paralelisme) dalam kalimat adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama yang dipakai dalam susunan serial. Jika sebuah ide dalam sebuah kalimat dinyatakan dengana frase (kelompok kata), maka ide-ide yang sederajat harus dinyatakan dengan frase. Jika sebuah ide dalam suatu kalimat dinyatakan dengan kata benda, maka ide lain yang sederajat harus dengan kata benda juga. Demikian juga halnya bila sebuah ide dalam sebuah kalimat dinyatakan dengan kata kerja, maka ide lainnya yang sederajat harus dinyatakan dengan jenis kata yang sama. Adapun struktur kalimat parallel antara lain:
a.       Kesejajaran Bentuk
Imbuhan digunakan untuk membantuk kata berperan dalam menentukan kesejajaran. Berikut ini contoh yang memperlihatkan ketidak sejajaran bentuk. Kegiatannya meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan mengatur peminjaman buku. Ketidaksejajaran itu ada pada kata pembelian (buku) yang disejajarkan dengan kata membuat (katalog) dan mengatur (peminjaman buku). Agar sejajar, ketiga satuan itu dapat dijadikan nomina semua, seperti terlihat pada kalimat berikut.
v  Kegiatannya meliputi pembelian buku, pembuatan catalog, dan pengaturan peminjaman buku.(1b) Kegiatannya ialah membeli buku, membuat catalog, dan mengatur peminjaman buku.
b.      Kesejajaran Makna
Lihatlah kalimat-kalimat berikut.
v  Dia berpukul-pukul
Kata berpukul-pukul bermakana ‘saling pukul’. Hal itu berarti pelakunya harus lebiuh dari satu. Karena kata dia bermakba tunggal, subjek kalimat (1) itu perlu diubah, misalnya menjadi mereka, atau kalimat itu perlu ditambahkan kterangan komitatif (penyerta) dengan temannya, misalnya.Kalimat berikut tidak memliki kesejajaran makna predikat dan objek.
v  Adik memetiki setangkai bunga
Kata memetiki mempunyai makna ‘berulang-ulang’ yang tentunya tidak dapat diterapkan pada setangkai bunga. Perbaikannya dapat dilakukan dengan mengubah predikat menjadi memetik atau menghilangkan satuan setangkai pada objek. Tentu saja, perbaikan itu bergantung pada informasi yang akan disampaikan
c.       Kesejajaran dalam Perincian Pilihan
Kadang-kadang soal ujian dibuat dalam bentuk pilihan ganda. Soal yang baik harus memuat perincian pilihan yang sejajar sehingga memberi peluang yang sama untuk dipilih. Berikt ini contoh perincian pilihan yang tidak sejajar.

C.    Kalimat Periodik
Jika pada kalimat umum, unsur-unsur yang dikemukakan cenderung unsur intinya, tetapi kalau pada kalimat periodik sebaliknya, yaitu unsur-unsur tambahan yang terlebih dahulu dikemukakan kemudian muncul bagian intinya. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian para pembaca atau pembicara terhadap pendengarnya. Misalnya :
v  Oleh mahasiswa kemarin jenazah yang busuk itu dikuburkan (O – K – S - P )
v   Oleh awan panas yang tersembur dari kepundan, dengan bantuan angin yang berkecepatan tinggi, hutan lindung di lereng bukit itu terbakar habis (O – K – S – P )
v   Kemarin rombongan mahasiswa PKL dari Unesa disambut oleh mahasiswa jurusan PBSID Undiksha (K – S – P – O)
D.    Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis/pembicara.
Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar. Ciri-ciri kalimat efektif: (memiliki)
1.      Kesatuan gagasan
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal. Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum. Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan)
2.       Kesejajaran
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula. Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
3.        Kehematan
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat. Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya. Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga. Kalimat yang benar adalah: Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
4.       Penekanan
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan. Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat. Contoh :
v  Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
v  Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah. Contoh :
v  Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
v   Kami pun turut dalam kegiatan itu.
v   Bisakah dia menyelesaikannya?
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan. Contoh :
v  Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
v   Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.

5. Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal. Contoh : Waktu dan tempat saya persilakan. Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ; Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium. Syarat-Syarat dalam Kalimat Efektif : 
1.       Koherensi
koherensi kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. Kesalahan yang seringkali juga merusakkan koherensi adalah penempatan kata depan, kata penghubung yang tidak sesuai atau tidak pada tempatnya, penempatan keterangan aspek yang tidak sesuai. Dalam kesatuan pikiran lebih ditekankan lagi struktur, atau interelasi antara kata-kata yangmenduduki sebuh tugas dalam kalimat. Oleh karena itu sebuah kalimat dapat mengandung sebuah kesatuan pikiran, namun koherensinya tidak baik. Contoh Kalimat Koherensi tidak baik :
- Baik : Adik saya yang paling kecil memukul anjing dikebuh kemarin pagi, dengan sekuat tenaganya.
- Tidak Baik : Adik saya yang paling kecil memukul dengan sekuat tenaganya kemarin pagi di kebun anjing.
2.       Kesatuan
Sebagaimana telah dipaparkan di depan, bahwa tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok. Fungsi paragraf adalah untuk mengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di dalam pengembangannya, uraian-uraian dalam sebuah paragraf tidak boleh menyimpang dari gagasan pokok tersebut. Dengan kata lain, uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satu kesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada gagasan pokok.
3.       Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif merupakan pembatasan dalam pemakaian kata, frasa, atau bentuk-bentuk bahasa. Kehematan ini menyangkut soal gramatikal dan soal semantik. Kehematan tidak bahwa kata yang perlu atau yang menambah nilai-nilai artistik boleh dihilangkan.
4.       Keparalellan
Paralelisme dalam komposisi ialah bentuk-bentuk bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama dalam susunan serial. Pikiran dan gagasan yang sama biasanya dinyatakan dalam bentuk-bentuk bahasa dalam kalimat sehingga pikiran-pikiran yang lain dan sama harus dinyatakan dalam bentuk yang sama.
5.      Penekanan
gagasan pokok atau misi yang ingin ditekankan oleh pembicara biasanya dilakukan dengan memperlambat ucapan, melirihkan suara, dan sebagainya pada bagian kalimat tadi. Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberikan penekanan.
1. Posisi dalam Kalimat
Untuk memberikan penekanan dalam kalimat, biasanya dengan menempatkan bagian itu didepan kalimat. Pengutamaan bagian kalimat selain dapat mengubah urutan kata juga dapat mengubah bentuk kata dalam kalimat.
2. Urutan yang Logis
Sebuah kalimat biasanya memberikan sebuah kejadian atau peristiwa. Kejadian yang berurutan. hendaknya diperhatikan agar urutannya tergambar dengan logis. Urutan yang logis dapat disusun secarakronologis, dengan penataan urutan yang makin lama makin penting atau dengan menggambarkan suatu proses.
3. Pengulangan Kata
Pengulangan kata dimaksudkan memberi penegasan pada bagian ujaran yang dianggap penting agar kalimat menjadi jelas.
6.      Kevariasian
Kelincahan pun tergambar dalam strukturnkalimat yang dipaka, misalnya penggunaan kalimat yang pendek dan kalimat yang panjang. Untuk menghindari kebosanan dan keletihan saat membaca, diperlukan variasi dalam teks. Ada kalimat yang dimulai dengan subyek, predikat atau keterangan. Ada kalimat yang pendek dan panjang





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Meliputi : pilihan kata, pengembangan kalimat efektif, jenis-jenis kalimat dan beberapa stuktur kalimat.
Pilihan kata, ialah kata yang memenuhi isoformisme, yaitu kesamaan makna karena kesamaan pengalaman masa lalu atau adanya kesamaan struktur kognitif. Isoformisme terjadi manakala komunikan-komunikan berasal dari budaya yang sama, status sosial yang sama, dan ideologi yang sama.
Kalimat dikatakan efektif jika memenuhi dua syarat utama, yaitu (1) struktur kalimat efektif dan (2) ciri kalimat efektif. Struktur kalimat efektif mencakup (a) kalimat umum, (b) kalimat paralel, dan (c) kalimat periodic.
kalimat tanya adalah kalimat yang mengandung suatu permintaan agar kita diberi sesuatu hal. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis/pembicara.
Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis
B.     Saran
Mungkin penyusunan makalah kelompok kami masih jauh dari kesempurnaan, jadi saya harapkan kepada mahasiswa dan masyarakat lainnya agar dapat mengkritik atau memberikan saran guna untuk penyempurnaan makalah kami berikutnya.









DAFTAR PUSTAKA

dewisofia03.wordpress.com/.../pengertian-kalimat-efe...Translate this page
s3fti.wordpress.com/.../pengertian-syarat-syarat-dan-c...Translate this page
nurkholismzzstimkpringsewu.wordpress.com/.../penyu...Translate this page





.










.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Statistik Fisika - Skor Baku, Koefisien Variansi, Ukuran Kemiringan Data dan Ukuran Keruncingan data

Termodinamika - Persamaan Keadaaan Gas Ideal

Fisika Modern - Sifat Partikel Dari Gelombang