Biologi Dasar - Osmoregulasi Dan Sistem Ekskresi
MAKALAH BIOLOGI DASAR
OSMOREGULASI DAN SISTEM EKSRESI
DI SUSUN OLEH KELOMPOK 1:
KHUSILA ZULHADI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SAMAWA
SUMBAWA BESAR
2012
KATA PENGANTAR
Puja dan
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Makalah
tentang ”Regulasi dan Eksresi “ ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Biologi Dasar.
Ucapan terimakasih pula kami
sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini
baik yang berupa materi maupun yang berupa gagasan sehingga makalah ini dapat
mencangkup semua pokok pembahasan. Khususnya kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan masukan-masukan yang berharga demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh Karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.
Sumbawa
Besar, Desember 2012
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kelangsungan hidup organisme bergantung pada
reaksi-reaksi metabolik yang bergantung dalam tubuh. Agar reaksi metabolic
berlangsung dengan baik, diperlukan keseimbangan yang tepat antara air dan
zat-zat terlarut. Didalam cairan tubuh terdapat zat-zat terlarut yang harus
dipertahankan konsentrasinya yaitu berbagai asam amino, protein, dan ion-ion
terlarut seperti sodium, klorida, potasium, kalsium, dan bikarbonat. Dalam hal
ini fenomena osmosis sangat berperan. Osmosis terjadi apabila dua larutan yang
berbeda kosentrasi dipisahkan oleh suatu membran yang selektif permeabel
terjadi perpindahan air dari larutan hiponik ke larutan hipertonik hingga
konsentrasi larutan di kedua sisi membran itu sama.
Hewan-hewan baik dia hidup di darat, air tawar,
maupu laut sel-sel tubuhnya tidak akan mampu bertahan jika terlalu banyak air
yang masuk atau yang keluar. Sel tubuh akan pecah jika terlalu banyak air yang
masuk, dan akan kriput dan akhirnya mati jika kehilangan air. Koordinasi antara
system pencernaan, sirkulasi udara, respirasi dan sistem eksresi menghindari
berkembangnya masalah-masalah polutan didalam tubuh. Saluran pencernaan
menyerap sari-sari makanan, dan hati menyelaraskan konsentrasi makanan pada
sirkulasi udara. Sistem sirkulasi mengedarkan makanan tersebut juga oksigen
dari sistem respirasi ke jaringan perifer. Ketika darah meninggalkan jaringan
itu, darah membawa karbondioksia dan sampah metabolisme ke tempat eksresi.
Karbondioksida di keluarkan melalui paru-paru dan sebagian sampah organik di
keluarkan melalui sistem eksresi.
1.2 Rumusan
Masalah
1.2.1
Bagaimana Mekanisme Osmoregulasi Pada Berbagai
Hewan Dan Manusia ?
1.2.2
Bagaimanakah Proses Pembuangan Sampah
Bernitrogen Pada Berbagai Hewan Dan Manusia ?
1.2.3
Bagaimana Peran Sistem Eksresi Dalam
Homeostasis ?
1.2.4
Bagaimana Proses Mekanisme Eksresi ?
1.2.5
Bagaimanakah Mekanisme Dialisis Ginjal dan
Peran Hati Dalam Homeostasis ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Osmoregulasi
Sebagai organisme
yang hidup di
darat, kita memperoleh air
paling banyak dari makanan
dan minuman. Kita
kehilangan air melalui pengeluaran air seni dan tinja. Kita
juga kehilangan air melalui penguapan
sewaktu bernapas dan
mengeluarkan keringat. Penguapan
tidak penting bagi hewan
yang hidup di
air. Hewan itu
tubuhnya dikelilingi air,
namun demikian menghadapi kehilangan kandungan air atau kelebihan
air secara osmosis.
Pada
beberapa jenis hewan
yang hidup di
laut di dalam
cairan tubuhnya terdapat zat-zat
terlarut yang konsentrasinya sama
dengan konsentrasi air laut.
Hewan itu dinamakan osmokonformer , yaitu hewan yang
tidak mengalami kelebihan
atau kehilangan air.
Lingkungan yang medukung osmokonformer
hanyalah laut (yaitu
tempat pertama kali hewan berada). Total konsentrasi zat-zat
terlarut pada cairan tubuh hewan seperti
ubur-ubur, lobster, dan
kebanyakan invertebrata laut
lainnya sesuai dengan konsentrasi
air laut. Dengan
demikian hewan-hewan itu tidak perlu mengeluarkan energi untuk mengatur
kandungan air di dalam cairan tubuhnya.
Namun, konsentrasi ion-ion tertentu di dalam
cairan tubuh ada yang berbeda dengan yang ada pada air laut. Seperti contoh,
untuk bekerjanya membran sel dengan baik, konsentrasi ion di dalam sel harus
lebih tinggi dari pada yang ada didalam cairan intertisial ataupun yang ada
dalam air laut. Untuk mengangkut ion itu masuk ke dalam sel di perlukan energi.
Jadi, walaupun osmokonformer hewan itu tetap mengeluarkan energi untuk
memelihara konsentrasi ion.
1.
Osmoregulasi pada ikan
mas (air tawar)
Pada ikan air tawar konsentrasi zat-zat
terlarut pada cairan tubuhnya sangat berbeda dengan konsentrasi yang ada
dilingkungan. Di dalam cairan tubuh konsentrasi zat-zat terlarut lebih tinggi dari
pada konsentrasi zat terlarut yang ada di lingkungan. Hal itu menimbulkan
masalah osmotic bagi hewan tersebut. Karena secara osmosis air berpindah dari
larutan yang berkonsentri zat terlarutnya rendah ke larutan yang zat
terlarutnya tinggi.
Secara
konstanta ikan kemasukan air dari lingkungan. Ikan air tawar memperoleh kelebihan
air melalui permukaan tubuhnya, khususnya melalui insang, dan juga yang ada
pada makanannya. Ikan air tawar juga mengalami kehilangan zat-zat terlarut yang
ada di dalam urinnya.
Pada ikan air tawar, untuk mempertahankan
kandungan air dan zat-zat terlarut diperlukan kerja tia system organ, yaitu :
system pencernaan mengambil ion-ion dari makanan, insang (system respirasi)
juga mengambil ion-ion garam, khususnya Na+ dan Cl-.
Ginjal ikan bekerja secara konstan menghasilkan urin encer tersebut, ikan air
tawar membuang kelebihan air dan mempertahankan zat-zat terlarut yang
diperlukan.
2. Osmoregulasi pada
ikan Kod (ikan air laut)
Pada Ikan Air Laut , untuk masalah osmoregulasi
kebalikan dari hewan air tawar. Cairan tubuh ikan ini konsentrasi zat terlarutnya
lebih rendah dari pada yang ada pada air laut. Ia kehilangan air karena osmosis
melalui permukaan tubuhnya. Namun air yang kehilangan itu diganti dengan cara
meminum air laut. Kelebiahan garam dibuang dengan cara memompa ion-ion garam
keluar melalui insang. Untuk mempertahankan kandungan air dang mengeluarka
sebagian garam dilakukan dengan menghasilkan sedikit urin yang mengandung
ion-ion tertentu. Berbeda dengan kedua jenis ikan tadi, sebagian kecil ikan
misalnya ikan Salmon mampu bermigrasi antara air laut dan air tawar. Karena
Salmon memiliki osmoregulasi yang baik.
2.2 Sistem
eksresi Berperan Penting Dalam Homeostasis
Kelangsungan hidup hewan diberbagai lingkungan
memerlukan keseimbangan yang tepat antara sampah dibuang dengan keperluan air
dan garam di dalam cairan tubuh. Sistem Ekskresi berperan penting dalam
pengaturan homeostasis dengan membentuk urin yang dieksresikan sebagai upaya
pengaturan kandungan air dan garam dalam cairan tubuh.
Fungsi utama ginjal adalah mengekskresikan
zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen misalnya amonia. Amonia
adalah hasil pemecahan protein dan bermacam-macam garam, melalui proses
deaminasi atau proses pembusukan mikroba dalam usus. Selain itu, ginjal juga
berfungsi mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin yang
larut dalam air, mempertahankan cairan ekstraselular dengan jalan mengeluarkan
air bila berlebihan, serta mempertahankan keseimbangan asam dan basa. Jika kita
mengekskresikan filtrat sebagai urin, kita akan kehilangan zat-zat nutrisi
penting juga mengalami dehidrasi dengan cepat. Namun, ginjal kita menyaring kembali
filtrat hasilnya sejumlah urea dan sebagian besar air dan zat-zat terlarut
dikembalikan ke dalam darah. Setiap hari kita hanya mengekskresikan sekitar 1,5
liter urin.
Gambar di bawah ini menunjukkan anatomi sistem
ekskresi pada manusia, yaitu :
-
Gambar A, memperlihatkan sistem secara
keseluruhan. Darah yang akan disaring masuk ke masing-masing ginjal melalui
arteri renalis. Darah yang telah disaring meninggalkan ginjal melalui vena
renalis. Untuk meninggalkan masing-masing ginjal melalui saluran disebut ureter
kemudian masuk ke dalam kantung kemih. Secara berkal kantung kemih dikosongkan
sewaktu mengeluarkan urin. Urin meninggalkan tubuh melalui suatu saluran yang
dinamakan urethra.
-
Gambar B, ginjal memiliki dua bagian utama
yaitu korteks ginjal dan medula ginjal. Dari medula urin mengalir melalui suatu
ruangan disebut pelvis ginjal, kemudian dari pelvis menuju ke ureter.
-
Gambar C, setiap ginjal mengandung satu juta
unit fungsional (nefron), salah satunya ditunjukkan pada gambar bagian C.
Nefron mengandung saluran-saluran dan berhubungan dengan pembuluh darah. Nefron
mengskstrak sedikit filtrat dari darah dan menyaring filtrat menjadi urin yang
jumlahnya jauh lebih sedikit. Ujung nefron penerima berbentuk mangkuk disebut
kapsul Bowman.
-
Gambar D, memperlihatkan sebuah nefron secara
rinci. Nefron memanjang bersama pembuluh darah disekelilingnya. Kapsul Bowman
menyelimuti kapiler berbentuk bola disebut Glomerulus. Glomerulus bersma Kapsul
Bowmen membentuk satu unit penyaring pada nefron. Di tempat ini, tekanan darah
mendorong air dan zat-zat terlarut dalam darah di dalam kapiler Glomerulus
melewati dinding kapsul Bowman dan masuk ke saluran tubulus nefron. Proses itu menghasilkan
filtrate, sel-sel darah dan molekul-molekul besar seperti protein plasma tetap
berada di dalam kapiler.
2.3 Fungsi
Utama Sistem Ekskresi
Proses di dalam ginjal terjadi 4 rangkaian,
yaitu: proses filtrasi, reabsorbsi, sekresi, dan Ekskresi.
a. Penyaringan
(Filtrasi)
Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada
kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori
(podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan. Beberapa faktor yang
mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan permeabilitias yang
tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula
pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein
plasma. Bahan-bahan kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino,
natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan
dan menjadi bagian dari endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat
glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak
mengandung protein. Pada filtrat glomerulus masih dapat ditemukan asam amino,
glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.
b. Penyerapan
kembali (Reabsorbsi)
Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat
glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara
aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa
serta urea pada tubulus kontortus distal.
Substansi yang masih berguna seperti glukosa
dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain
pada filtrat dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih
dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari
zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan
menghasilkan urin sekunder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer.
Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi.
Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah,
misalnya urin dari 0,03`, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin
sekunder.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
c. Sekresi
Zat-zat tertentu dikeluarkan dari darah dan
ditambahkan pada fitrat. Jika didalam darah terdapat kelebihan ion misalnya ion
K+ atau H- , ion-ion itu diangkut kedalam sel-sel pada
tubulus nefron yang selanjutnya mengekskresikannya ke dalam filtrat. Sewaktu
mengeluarkan kelebihan dari darah, sekresi itu menjadi darah bersuasana asam.
Sekresi juga menbuang obat-obat tertentu jika ada dan zat-zat beracun dalam
darah.
d. Ekskresi
Hasil filtrasi, reabsorsi da sekresi keluar
dari ginjal melalui ureter kemudian ke kantung kemih lalu ke urethra.
2.4 Hati
Merupakan Alat Homeostasis yang Vital
Hati
disebut juga sebagai alat ekskresi di samping berfungsi sebagai kelenjar dalam
sistem pencernaan. Hati menjadi bagian dari sistem ekskresi karma menghasilkan
empedu. Hati juga berfungsi merombak hemoglobin menjadi bilirubin dap
biliverdin, dap setelah mengalami oksidasi akan berubah jadi urobilin yang
memberi warna pada feses menjadi kekuningan.
Demikian juga kreatinin hash pemecahan
protein, pembuangannya diatur oleh hati kemudian diangkut oleh darah ke ginjal.
Jika saluran empedu tersumbat karena adanya endapan kolesterol maka cairan
empedu akan masuk dalam sistem peredaran darah sehingga cairan darah menjadi
lebih kuning.
2.5 Kulit
(Cutis)
Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karma
mengandung kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang mengeluarkan 5% sampai
10% dari seluruh sisa metabolisme. Pusat pengatur suhu pada susunan saraf pusat
akan mengatur aktifitas kelenjar keringat dalam mengeluarkan keringat. Keringat
mengandung air, larutan garam, dan urea. Pengeluaran keringat yang berlebihan
bagi pekerja berat menimbulkan hilang melanositnya garam-garam mineral sehingga
dapat menyebabkan kejang otot dan pingsan.
Selain
berfungsi mengekskresikan keringat, kulit juga berfungsi sebagai pelindung
terhadap kerusakan fisik, penyinaran, serangan kuman, penguapan, sebagai organ
penerima rangsang (reseptor), serta pengatur suhu tubuh.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Banyak
hewan laut yang osmokonformer yaitu konsentrasi cairan yang tubuhnya sama
dengan konsentrasi air laut. Osmoregulator mengendalikan konsentrasi air dan
zat-zat terlarut. Ikan air tawar memperoleh air melalui osmosis dan cenderung
kehilangan zat-zat terlarut, mereka mengekskresikan kelebihan air dan
memelihara zat-zat terlarut. Banyak ikan laut yang kekurangan air secara
osmosis, mereka meminum air laut dan mengekskresikan kelebihan garam.
Pada
Ikan Air Laut , untuk masalah osmoregulasi kebalikan dari hewan air tawar.
Cairan tubuh ikan ini konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah dari pada yang
ada pada air laut. Ia kehilangan air karena osmosis melalui permukaan tubuhnya.
Namun air yang kehilangan itu diganti dengan cara meminum air laut. Kelebiahan
garam dibuang dengan cara memompa ion-ion garam keluar melalui insang. Untuk
mempertahankan kandungan air dang mengeluarka sebagian garam dilakukan dengan
menghasilkan sedikit urin yang mengandung ion-ion tertentu. Berbeda dengan
kedua jenis ikan tadi, sebagian kecil ikan misalnya ikan Salmon mampu
bermigrasi antara air laut dan air tawar. Karena Salmon memiliki osmoregulasi
yang baik.
Sistem
Ekskresi berperan penting dalam pengaturan homeostasis dengan membentuk urin
yang dieksresikan sebagai upaya pengaturan kandungan air dan garam dalam cairan
tubuh. Proses di dalam ginjal terjadi 4 rangkaian, yaitu: proses filtrasi,
reabsorbsi, sekresi, dan Ekskresi.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, Neil,A. (2003).Biology.
Concepts & Connection. San Francisco :Benyamin Cummings
Martini,
Frederic.(2002).Fundamentals of Anatomy & Physiology.New Jersey : Prentice
Hall
Komentar
Posting Komentar