Teknik Penulisan Karya Ilmiah - Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pelajaran Fisika
MAKALAH
MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN FISIKA
Tugas Ini Disusun untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Teknk Penulisan Karya Ilmiah
Yang Dibimbing oleh Ibu Widji Astuti,
S.Pd, M.Pd
DISUSUN
OLEH
KHUSILA ZULHADI
11.01.03.
0496
FISIKA
A/ V
UNIVERSITAS SAMAWA SUMBAWA BESAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PRODI FISIKA
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya-lah saya dapat menyelesaikan makalah saya yang berjudul “meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam pelajaran fisika”. Makalah ini merupakan
salah satu syarat saya memperoleh nilai dalam pembelajaran “teknik penulisan karya ilmiah” fkip unsa sumbawa besar.
Terimakasih
pula saya ucapkan kepada teman-teman yang membantu sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Disadari masih banyak terdapat kekurangan
dalam makalah saya ini sehingga saya mengharapkan kritik dan sarannya yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah saya ini.
Demikian
apa yang menjadi prakata dari saya, semoga makalah saya ini dapat diterima dan
bermanfaat bagi kita semua yang ada di universitas samawa khususnya fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan (pendidikan fisika). Amin.
Sumbawa Besar,
Januari 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelajaran fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan pada jenjang pendidikan SMP dan SMA di Indonesia. Fisika merupakan
bagian dari sains yang mempelajari fenomena dan gejala alam secara empiris,
logis, sistematis dan rasional yang melibatkan proses dan sikap ilmiah. Ketika
belajar fisika, siswa akan dikenalkan dengan materi, konsep, asas, teori,
prinsip dan hukum-hukum fisika. Siswa juga akan diajarkan untuk melakukan
eksperimen di dalam laboratorium atau di luar laboratorium sebagai salah satu
upaya untuk memahami berbagai pokok bahasan dalam fisika.
Fisika sebenarnya bukanlah mata pelajaran yang abstrak
dan jauh dari kehidupan sehari-hari. Sebaliknya penerapan dari ilmu fisika
sangat mudah kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.
Selama ini, minat siswa dalam mengikuti pelajaran fisika
di sekolah tidak seperti mengikuti pelajaran lainnya. Siswa berpendapat bahwa
pelajaran fisika sulit karena mereka banyak menemukan persamaan matematik
sehingga ia diidentikkan dengan angka dan rumus. Kebanyakan siswa merasa sulit
memahami konsep dan prinsip fisika. Hal ini berdampak pada rendahnya minat
siswa untuk belajar fisika. Masalah ini merupakan salah satu masalah klasik
yang sering dijumpai oleh para guru fisika di sekolah.
Motivasi belajar siswa yang rendah menyebabkan
mereka tidak optimal dalam belajar di kelas. Oleh karena itu, peran guru fisika
sebagai motivator dalam belajar mengajar di kelas perlu dilakukan dan
dioptimalkan.
Peran guru
fisika sebagai motivator dalam belajar mengajar di kelas akan selalu perlu
untuk dilakukan dan dioptimalkan. Materi fisika yang memerlukan analisis
pemahaman dan penalaran, akan membutuhkan motivasi belajar yang relatif kuat
dan stabil.
Motivasi
belajar merupakan proses yang membangkitkan energi, mengarahkan dan
mempertahankan tingkah laku seseorang dalam belajar. Motivasi merupakan hal
yang esensial dalam belajar. Motivasi akan menentukan intensitas usaha siswa dalam
mencapai tujuan belajar.
Psikologi
behavior memandang motivasi sebagai respon dari adanya stimuli yang positif
atau negatif yang dapat meningkatkan atau mengurangi tingkah laku seseorang.
Kunci penentu motivasi belajar siswa adalah rewards dan punishments dari luar
dirinya. Guru dapat menggunakan bermacam-macam motivasi positif bagi siswa
dalam belajar seperti memberi point, hadiah, kompetisi, pujian, dan sebagainya.
Sedangkan memberi teguran, kecaman, sindiran, celaan dan hukuman pada umumnya
dapat menurunkan motivasi siswa. Guru juga dapat menciptakan situasi belajar
yang menimbulkan kompetisi yang sehat diantara siswa. Suasana kompetisi di
kelas yang segera diberi feedback positif akan menimbulkan perasan puas
terhadap hasil-hasil belajar atau prestasi yang telah dicapai oleh siswa.
Dengan
adanya motivasi belajar fisika siswa diharapkan bisa meningkatkan prestasi
belajarnya, terutama dalam mata pelajaran fisika.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Apa yang dimaksud dengan belajar dan
factor yang mempengaruhi belajar?
1.2.2
Apa yang dimaksud dengan motivasi dan
macam-macam motivasi?
1.2.3
Apa saja factor yang mempengaruhi rendahnya
motivasi siswa dalam pembelajaran fisika?
1.2.4
Bagaimana cara meningkatkan motivasi
belajar siswa terhadap pembelajaran fisika?
1.3 Tujuan
1.3.1
Untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan belajar dan factor yang mempengaruhi bealajar
1.3.2
Untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan motivasi dan macam-macam motivasi
1.3.3
Untuk mengetahui apa saja factor yang
mempengaruhi rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran fisika
1.3.4
Untuk mengetahui bagaimana cara
meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran fisika
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Belajar dan Faktor yang
Mempengaruhi Belajar
2.1.1
Pengertian
Belajar
Belajar adalah suatu proses
psikologis yang terjadi pada diri seseorang yang menyebabkan terjadinya
perubahan yang relatif tetap. Perubahan itu tidak hanya berupa penambahan ilmu
pengetahuan tetapi juga keterampilan dan kompetensi.
Menurut pengertian secara
psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah
laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interkasi dengan lingkungannya.”
(Slameto, 2003 : 2)
Dari beberapa pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan dalam diri seseorang
yang relative tetap terhadap diri orang tersebut, baik berupa tingkah laku
maupun penambahan ilmu.
2.1.2
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Belajar
Factor-faktor
yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua
factor saja, yaitu factor intern dan factor ekstern.
Dalam
buku “Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi” karangan Drs. Slameto,
factor –faktor tersebut meliputi :
a. Faktor
Intern
Factor
intern merupakan factor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.
Factor intern ini dibagi menjadi tiga factor yaitu :
1. Faktor
Jasmaniah, meliputi :
-
Faktor Kesehatan
-
Cacat Tubuh
2. Faktor
Psikologis, meliputi :
-
Intelegensi
-
Perhatian
-
Minat
-
Bakat
-
Motif
-
Kematangan
-
Kesiapan
3. Faktor
Kelelahan, meliputi :
-
Kelelahan jasmani, terlihat dari lemah
lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.
-
Kelelahan rohani, dapat dilihat dengan
adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan
sesuatu hilang.
b. Faktor
Ekstern
Factor
ekstern adalah factor yang berada diluar individu. Factor ekstern dikelompokkan
menjadi tiga yaitu :
1. Faktor
Keluarga, meliputi :
-
Cara orang tua mendidik
-
Relasi antar anggota keluraga
-
Suasana rumah
-
Keadan Fisika keluarga
-
Pengertian orang tua
-
Latar belakang kebudayaan
2. Factor
Sekolah, meliputi :
-
Metode mengajar
-
Kurikulum
-
Relasi guru dengan siswa
-
Relasi siswa dengan siswa
-
Disiplin sekolah
-
Alat pelajaran
-
Waktu sekolah
-
Standar pelajaran di atas ukuran
-
Keadaan gedung
-
Metode belajar
-
Tugas rumah
3. Factor
Masyarakat, meliputi :
-
Kegiatan siswa dalam masyarakat
-
Mass media
-
Teman bergaul
-
Bentuk kehidupan masyarakat
2.2 Pengertian
Motivasi dan Macam-Macam Motivasi
2.2.1
Pengertian Motivasi
Motivasi
berasal dari kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak
dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang
tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata-kata “motif” itu,
maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.
Adapun pengertian motivasi menurut beberapa pendapat :
Sunhaji
dalam buku manajemen madrasah mengemukakan :
Motivasi adalah
kekuatan, baik dari dalam maupun luar yang mendorong seseorang untuk mencapai
tujuan tertentu yang ditetapkan sebelumnya. Perbuatan seseorang yang didasarkan
atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.[1]
Dari
berbagai pengertian motivasi yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan,
motivasi merupakan dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku
guna mencapai tujuan tertentu.
Berbagai
pakar mengetengahkan pandangannya tentang motivasi. Pandangan para pakar
tentang motivasi tersebut melahirkan berbagai teori motivasi.
Maslow dalam bukunya
Hamzah B. Uno mengemukakan :
Bahwa kebutuhan manusia
secara herarkis semuanya laten dalam diri manusia. Kebutuhan tersebut mencakup
kebutuhan fisiologis (sandang pangan), kebutuhan rasa aman (bebas bahaya),
kebutuhan kasih sayang, kebutuhan dihargai dan dihormati dan kebutuhan
aktualisasi diri.[2]
Motivasi adalah suatu
proses untuk menggiatkan motif/daya menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk
memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu. Dalam hal belajar motivasi
diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan
serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Motivasi belajar merupakan proses
yang membangkitkan energi, mengarahkan dan mempertahankan tingkah laku
seseorang dalam belajar. Motivasi merupakan hal yang esensial dalam belajar.
Motivasi akan menentukan intensitas usaha siswa dalam mencapai tujuan
belajar.
Psikologi behavior memandang
motivasi sebagai respon dari adanya stimuli yang positif atau negatif yang
dapat meningkatkan atau mengurangi tingkah laku seseorang.
“Motivasi,
yang oleh Eysenck dan kawan-kawan dirumuskan sebagai suatu proses yang
menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistesnsi, serta arah umum dari
tingkah laku manusia merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan
konsep-konsep lain, seperti minat, konsep diri, sikap dan sebagainya.”
(Slameto, 2010 : 170)
Berdasarkan
teori-teori motivasi yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan, motivasi
merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun
luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah
laku/aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya.
2.2.2
Macam – Macam Motivasi
Pada dasarnya, motivasi ada
dua jenis, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
a.
Motivasi Instrisntik
Motivasi intrinsik timbul
dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi
atas dasar kemauan sendiri.
Motivasi yang
tumbuh tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri
individu sendiri. Yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya.
Dalam buku interaksi dan motivasi
belajar mengajar Sadirman mengemumakan : “Motivasi intrinsik adalah motif-motif
yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar karena dari dalam diri setiap individu sudah
ada dorongan untuk melakukan sesuatu”.[3]
Perlu diketahui bahwa peserta didik yang
memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik,
yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Jadi memangmotivasi
bukan sekedar simbol dan seremonial.
Motivasi
intrinsik berisi tentang :
1) Penyesuaian
tugas dan minat.
2) Perencanaan
yang penuh variasi
3) Umpan
balik atas respons peserta didik.
4) Kesempatan
respons peserta didik yang aktif.
5) Kesempatan
peserta didik untuk menyesuaikan tugas pekerjaannya.
b.
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi yang aktif dan berfungsinya
karena adnaya rangsangan dari luar. Dimana bentuk motivasi yang didalamnya
aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang
tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Hamzah
B. Uno mengemukakan : “Motivasi ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari
luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif
terhadap kegiatan pendidikan timbul karena melihat manfaatnya”.[4]
Motivasi
ekstrinsik berisi tentang :
1. Penyesuaian
tugas dengan minat.
2. Respons
yang penuh variasi
3. Respons
peserta diklat
4. Kesempatan
peserta diklat yang aktif
5. Kesempatan
peserta diklat untuk menyesuaikan tugas pekerjaannya
6. Adanya
kegiatan yang menarik dalam belajar
2.3 Faktor
yang Mempengaruhi Rendahnya Motivasi Siswa dalam Belajar Fisika
Ada beberapa faktor yang
menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa.
a. Metode
mengajar guru yang monoton dan tidak menyenangkan akan mempengaruhi
motivasi belajar siswa.
b. Tujuan
kurikulum dan pengajaran yang tidak jelas (tidak disampaikan kepada
siswa).
c. Tidak
adanya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan minat siswa.
d. Latar
belakang Fisika dan sosial budaya siswa.
e. Kemajuan
teknologi dan informasi.
f. Siswa
merasa kurang mampu terhadap mata pelajaran tertentu, seperti fisika.
g. Masalah
pribadi siswa baik dengan orang tua, teman maupun dengan lingkungan sekitarnya.
2.4 Cara
Meningkatkan Motivasi Siswa dalam Belajar Fisika
Sebagai guru, ada beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam
pelajaran fisika. Guru harus menciptakan iklim belajar yang terbuka dan positif
dengan menitikberatkan pada kebutuhan siswa saat ini. Membuat siswa aktif
berpartisipasi dalam pembelajaran dan mengaitkan pembelajaran fisika dengan
kehidupan sehari-hari. Selanjutnya bersama siswa menganalisis apa yang membuat
kelas menjadi lebih atau kurang termotivasi. Dalam perencanaan pembelajaran,
guru harus merancang tindakan pengajaran dan merumuskan RPP yang variatif
(sesuai dengan pokok bahasan) agar dapat memotivasi siswa. Ketika pelaksanaan
pembelajaran guru menginformasilkan dengan jelas tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Memberikan penekanan pada pemahaman dan pembelajaran
dibandingkan nilai. Melakukan evaluasi dan menginformasikan hasilnya,
sehingga siswa mendapat informasi yang tepat tentang keberhasilan dan kegagalan
dirinya. Kemudian memberikan penghargaan atas keberhasilan siswa untuk
menumbuhkan motivasi instrinsik.
Motivasi instrinsik
memiliki dampak lebih kuat daripada motivasi ekstrinsik. Guru perlu menggunakan
berbagai cara dalam meningkatkan motivasi instrinsik siswa untuk belajar fisika
melalui berbagai pendekatan yang sesuai pokok bahasan dengan memperhatikan
perkembangan siswa. Beragamnya kepribadian siswa serta banyaknya materi yang
perlu disampaikan pada pelajaran fisika mengharuskan guru untuk mencari
berbagai metode, strategi dan pendekatan yang sesuai dalam proses belajar
mengajar di kelas. Guru yang profesional tidak hanya berfungsi sebagi penyampai
materi pelajaran tetapi juga yang dapat menjadi motivator bagi siswa dalam
proses belajar mengajar. Pemahaman terhadap berbagai pendekatan motivasi
belajar dapat membantu guru dalam memotivasi siswa dan memecahkan masalah dalam
proses belajar mengajar di kelas.
Untuk meningkatkan motivasi belajar adalah mengenai
kepribadian guru fisika. Seorang guru yang ramah, senang membantu kesulitan
belajar siswa, membimbing, dan bersahabat akan membuat siswa enjoy untuk
belajar fisika. Mereka akan memperoleh salah satu pengalaman yang optimal
setelah berinteraksi dan berhubungan dengan guru. Siswa tidak memiliki
kecemasan yang berlebihan dalam belajar, dan merasa nyaman berada dekat dengan
guru. Suasana kelas yang dibimbing oleh seorang guru yang disukai oleh siswa
akan menjadikan proses belajar mengajar akan berlangsung optimal.
Cara Meningkatkan Motivasi
Belajar siswa :
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini
sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang justru untuk
mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan
atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa
merupakan motivasi belajar yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru,
bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati
dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya
bukan sekedar kognitifnya saja.
2. Hadiah
Hadiah dapat menjadi
motivasi belajar yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu yang
akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu
pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.
3. Kompetisi
Persaingan, baik yang
individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi
belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan menjadi lebih
bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran
kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan
sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup
penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan
mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi belajar.
5.
Memberi Ulangan
6.
Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar
bisa dijadikan sebagai alat motivasi belajar anak. Dengan mengetahui hasil
belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil
belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha mempertahankannya
atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
7.
Pujian
Apabila ada siswa yang
berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian.
Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan memberikan motivasi yang
baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat, sehingga akan
memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasi belajar serta
sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8. Hukuman
Hukuman adalah bentuk
reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana,
bisa menjadi alat motivasi belajar anak. Oleh karena itu, guru harus memahami
prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan
diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan dalam diri seseorang yang
relative tetap terhadap diri orang tersebut, baik berupa tingkah laku maupun
penambahan ilmu. Factor-faktor yang mempengaruhi belajar meliputi factor intern
yaitu factor
yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Dan factor ekstern yaitu
factor yang berada diluar individu. Motivasi adalah suatu
proses untuk menggiatkan motif/daya menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk
memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu. Motivasi terdiri dari motivasi
instristik dan motivasi ekstrinstik. Yang menyebabkan rendahnya motivasi siswa
dalam belajar fisika adalah Pertama, metode mengajar guru yang monoton
dan tidak menyenangkan akan mempengaruhi motivasi belajar siswa. Kedua,
tujuan kurikulum dan pengajaran yang tidak jelas (tidak disampaikan kepada
siswa). Ketiga, tidak adanya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan minat
siswa. Yang keempat adalah latar belakang Fisika dan sosial budaya siswa.
Kelima, kemajuan teknologi dan informasi. Keenam, siswa merasa kurang mampu
terhadap mata pelajaran tertentu, seperti fisika. Dan yang terakhir yaitu
masalah pribadi siswa baik dengan orang tua, teman maupun dengan lingkungan
sekitarnya. Cara meningkatkan motivasi siswa dalam belajar fisika adalah Guru
harus menciptakan iklim belajar yang terbuka dan positif dengan menitikberatkan
pada kebutuhan siswa saat ini. Membuat siswa aktif berpartisipasi dalam
pembelajaran dan mengaitkan pembelajaran fisika dengan kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya bersama siswa menganalisis apa yang membuat kelas menjadi lebih
atau kurang termotivasi. Dalam perencanaan pembelajaran, guru harus merancang
tindakan pengajaran dan merumuskan RPP yang variatif (sesuai dengan pokok
bahasan) agar dapat memotivasi siswa. Ketika pelaksanaan pembelajaran
guru menginformasilkan dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Memberikan penekanan pada pemahaman dan pembelajaran dibandingkan
nilai. Melakukan evaluasi dan menginformasikan hasilnya, sehingga siswa
mendapat informasi yang tepat tentang keberhasilan dan kegagalan dirinya.
Kemudian memberikan penghargaan atas keberhasilan siswa untuk menumbuhkan
motivasi instrinsik.
DAFTAR PUSTAKA
-.
2008. Meningkatkan Motivasi Belajar Fisika. (http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&dn=20080630140704,
diakses pada tanggal 30 Juni 2008).
Andriana, Elfa.2012. Motivasi Belajar Siswa pada Pelajaran Fisika. (http://elfaandriana.blogspot.com/2012/07/motivasi-belajar-siswa-pada-pelajaran.html, diakses pada tanggal 03 Juli
2012).
B.
Uno, Hamzah. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta : Bumi
Aksara.
Sardiman.
2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Sunhaji, 2006. Manajemen Madrasah, Yogyakarta
: Grafindo Litera Media.
Komentar
Posting Komentar