Teknik Penulisan Karya Ilmiah - Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pelajaran Fisika



MAKALAH
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN FISIKA
Tugas Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknk Penulisan Karya Ilmiah
Yang Dibimbing oleh Ibu Widji Astuti, S.Pd, M.Pd

 

DISUSUN OLEH
KHUSILA ZULHADI
11.01.03. 0496
FISIKA A/ V

UNIVERSITAS SAMAWA SUMBAWA BESAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PRODI FISIKA
2013


KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya-lah saya dapat menyelesaikan makalah saya yang berjudul “meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pelajaran fisika”. Makalah ini merupakan salah satu syarat saya memperoleh nilai dalam pembelajaran “teknik penulisan karya ilmiah” fkip unsa sumbawa besar.
Terimakasih pula saya ucapkan kepada teman-teman yang membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Disadari masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah saya ini sehingga saya mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah saya ini.
Demikian apa yang menjadi prakata dari saya, semoga makalah saya ini dapat diterima dan bermanfaat bagi kita semua yang ada di universitas samawa khususnya fakultas keguruan dan ilmu pendidikan (pendidikan fisika). Amin.



Sumbawa Besar,   Januari 2014


Penyusun






BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pelajaran fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan SMP dan SMA di Indonesia. Fisika merupakan bagian dari sains yang mempelajari fenomena dan gejala alam secara empiris, logis, sistematis dan rasional yang melibatkan proses dan sikap ilmiah. Ketika belajar fisika, siswa akan dikenalkan dengan materi, konsep, asas, teori, prinsip dan hukum-hukum fisika. Siswa juga akan diajarkan untuk melakukan eksperimen di dalam laboratorium atau di luar laboratorium sebagai salah satu upaya untuk memahami berbagai pokok bahasan dalam fisika.
Fisika sebenarnya bukanlah mata pelajaran yang abstrak dan jauh dari kehidupan sehari-hari. Sebaliknya penerapan dari ilmu fisika sangat mudah kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.
Selama ini, minat siswa dalam mengikuti pelajaran fisika di sekolah tidak seperti mengikuti pelajaran lainnya. Siswa berpendapat bahwa pelajaran fisika sulit karena mereka banyak menemukan persamaan matematik sehingga ia diidentikkan dengan angka dan rumus. Kebanyakan siswa merasa sulit memahami konsep dan prinsip fisika. Hal ini berdampak pada rendahnya minat siswa untuk belajar fisika. Masalah ini merupakan salah satu masalah klasik yang sering dijumpai oleh para guru fisika di sekolah.
Motivasi belajar siswa  yang rendah menyebabkan mereka tidak optimal dalam belajar di kelas. Oleh karena itu, peran guru fisika sebagai motivator dalam belajar mengajar di kelas perlu dilakukan dan dioptimalkan.
Peran guru fisika sebagai motivator dalam belajar mengajar di kelas akan selalu perlu untuk dilakukan dan dioptimalkan. Materi fisika yang memerlukan analisis pemahaman dan penalaran, akan membutuhkan motivasi belajar yang relatif kuat dan stabil.
Motivasi belajar merupakan proses yang membangkitkan energi, mengarahkan dan mempertahankan tingkah laku seseorang dalam belajar. Motivasi merupakan hal yang esensial dalam belajar. Motivasi akan menentukan intensitas usaha siswa dalam mencapai tujuan belajar. 
Psikologi behavior memandang motivasi sebagai respon dari adanya stimuli yang positif atau negatif yang dapat meningkatkan atau mengurangi tingkah laku seseorang. Kunci penentu motivasi belajar siswa adalah rewards dan punishments dari luar dirinya. Guru dapat menggunakan bermacam-macam motivasi positif bagi siswa dalam belajar seperti memberi point, hadiah, kompetisi, pujian, dan sebagainya. Sedangkan memberi teguran, kecaman, sindiran, celaan dan hukuman pada umumnya dapat menurunkan motivasi siswa. Guru juga dapat menciptakan situasi belajar yang menimbulkan kompetisi yang sehat diantara siswa. Suasana kompetisi di kelas yang segera diberi feedback positif akan menimbulkan perasan puas terhadap hasil-hasil belajar atau prestasi yang telah dicapai oleh siswa.
Dengan adanya motivasi belajar fisika siswa diharapkan bisa meningkatkan prestasi belajarnya, terutama dalam mata pelajaran fisika.

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Apa yang dimaksud dengan belajar dan factor yang mempengaruhi belajar?
1.2.2        Apa yang dimaksud dengan motivasi dan macam-macam motivasi?
1.2.3        Apa saja factor yang mempengaruhi rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran fisika?
1.2.4        Bagaimana cara meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran fisika?

1.3  Tujuan
1.3.1        Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan belajar dan factor yang mempengaruhi bealajar
1.3.2        Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan motivasi dan macam-macam motivasi
1.3.3        Untuk mengetahui apa saja factor yang mempengaruhi rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran fisika
1.3.4        Untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran fisika




 

BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Belajar dan Faktor yang Mempengaruhi Belajar
2.1.1        Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses psikologis yang terjadi pada diri seseorang yang menyebabkan terjadinya perubahan yang relatif tetap. Perubahan itu tidak hanya berupa penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga keterampilan dan kompetensi.
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interkasi dengan lingkungannya.” (Slameto, 2003 : 2)

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan dalam diri seseorang yang relative tetap terhadap diri orang tersebut, baik berupa tingkah laku maupun penambahan ilmu.

2.1.2        Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Factor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua factor saja, yaitu factor intern dan factor ekstern.
Dalam buku “Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi” karangan Drs. Slameto, factor –faktor tersebut meliputi :
a.       Faktor Intern
Factor intern merupakan factor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Factor intern ini dibagi menjadi tiga factor yaitu :

1.      Faktor Jasmaniah, meliputi :
-          Faktor Kesehatan
-          Cacat Tubuh
2.      Faktor Psikologis, meliputi :
-          Intelegensi
-          Perhatian
-          Minat
-          Bakat
-          Motif
-          Kematangan
-          Kesiapan
3.      Faktor Kelelahan, meliputi :
-          Kelelahan jasmani, terlihat dari lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.
-          Kelelahan rohani, dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
b.      Faktor Ekstern
Factor ekstern adalah factor yang berada diluar individu. Factor ekstern dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1.      Faktor Keluarga, meliputi :
-          Cara orang tua mendidik
-          Relasi antar anggota keluraga
-          Suasana rumah
-          Keadan Fisika keluarga
-          Pengertian orang tua
-          Latar belakang kebudayaan
2.      Factor Sekolah, meliputi :
-          Metode mengajar
-          Kurikulum
-          Relasi guru dengan siswa
-          Relasi siswa dengan siswa
-          Disiplin sekolah
-          Alat pelajaran
-          Waktu sekolah
-          Standar pelajaran di atas ukuran
-          Keadaan gedung
-          Metode belajar
-          Tugas rumah
3.      Factor Masyarakat, meliputi :
-          Kegiatan siswa dalam masyarakat
-          Mass media
-          Teman bergaul
-          Bentuk kehidupan masyarakat

2.2  Pengertian Motivasi dan Macam-Macam Motivasi
2.2.1        Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata-kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Adapun pengertian motivasi menurut beberapa pendapat :

Sunhaji dalam buku manajemen madrasah mengemukakan :
Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang ditetapkan sebelumnya. Perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.[1]
Dari berbagai pengertian motivasi yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan, motivasi merupakan dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku guna mencapai tujuan tertentu.
Berbagai pakar mengetengahkan pandangannya tentang motivasi. Pandangan para pakar tentang motivasi tersebut melahirkan berbagai teori motivasi.
Maslow dalam bukunya Hamzah B. Uno mengemukakan :
Bahwa kebutuhan manusia secara herarkis semuanya laten dalam diri manusia. Kebutuhan tersebut mencakup kebutuhan fisiologis (sandang pangan), kebutuhan rasa aman (bebas bahaya), kebutuhan kasih sayang, kebutuhan dihargai dan dihormati dan kebutuhan aktualisasi diri.[2]

Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif/daya menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu. Dalam hal belajar motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Motivasi belajar merupakan proses yang membangkitkan energi, mengarahkan dan mempertahankan tingkah laku seseorang dalam belajar. Motivasi merupakan hal yang esensial dalam belajar. Motivasi akan menentukan intensitas usaha siswa dalam mencapai tujuan belajar. 
Psikologi behavior memandang motivasi sebagai respon dari adanya stimuli yang positif atau negatif yang dapat meningkatkan atau mengurangi tingkah laku seseorang.
“Motivasi, yang oleh Eysenck dan kawan-kawan dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistesnsi, serta arah umum dari tingkah laku manusia merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain, seperti minat, konsep diri, sikap dan sebagainya.” (Slameto, 2010 : 170)
Berdasarkan teori-teori motivasi yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan, motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku/aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya.

2.2.2        Macam – Macam Motivasi
Pada dasarnya, motivasi ada dua jenis, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
a.       Motivasi Instrisntik
Motivasi intrinsik timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
Motivasi yang tumbuh tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri. Yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya.
Dalam buku interaksi dan motivasi belajar mengajar Sadirman mengemumakan : “Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi  aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dari dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu”.[3]
Perlu diketahui bahwa peserta didik yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Jadi memangmotivasi bukan sekedar simbol dan seremonial.
Motivasi intrinsik berisi tentang :
1)      Penyesuaian tugas dan minat.
2)      Perencanaan yang penuh variasi
3)      Umpan balik atas respons peserta didik.
4)      Kesempatan respons peserta didik yang aktif.
5)      Kesempatan peserta didik untuk menyesuaikan tugas pekerjaannya.
b.      Motivasi Ekstrinsik
Motivasi yang aktif dan berfungsinya karena adnaya rangsangan dari luar. Dimana bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Hamzah B. Uno mengemukakan : “Motivasi ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan timbul karena melihat manfaatnya”.[4]
Motivasi ekstrinsik berisi tentang :
1.      Penyesuaian tugas dengan minat.
2.      Respons yang penuh variasi
3.      Respons peserta diklat
4.      Kesempatan peserta diklat yang aktif
5.      Kesempatan peserta diklat untuk menyesuaikan tugas pekerjaannya
6.      Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

2.3  Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Motivasi Siswa dalam Belajar Fisika
Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa.
a.       Metode mengajar guru yang monoton dan  tidak menyenangkan akan mempengaruhi motivasi belajar siswa.
b.      Tujuan kurikulum dan pengajaran yang tidak jelas (tidak disampaikan kepada siswa).
c.       Tidak adanya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan minat siswa. 
d.      Latar belakang Fisika dan sosial budaya siswa.
e.       Kemajuan teknologi dan informasi.
f.       Siswa merasa kurang mampu terhadap mata pelajaran tertentu, seperti fisika.
g.      Masalah pribadi siswa baik dengan orang tua, teman maupun dengan lingkungan sekitarnya.

2.4  Cara Meningkatkan Motivasi Siswa dalam Belajar Fisika
Sebagai guru, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam pelajaran fisika. Guru harus menciptakan iklim belajar yang terbuka dan positif dengan menitikberatkan pada kebutuhan siswa saat ini. Membuat siswa aktif berpartisipasi dalam pembelajaran dan mengaitkan pembelajaran fisika dengan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya bersama siswa menganalisis apa yang membuat kelas menjadi lebih atau kurang termotivasi. Dalam perencanaan pembelajaran, guru harus merancang tindakan pengajaran dan merumuskan RPP yang variatif (sesuai dengan pokok bahasan) agar dapat memotivasi siswa. Ketika pelaksanaan pembelajaran guru menginformasilkan dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Memberikan penekanan pada pemahaman dan pembelajaran dibandingkan nilai. Melakukan evaluasi dan menginformasikan hasilnya, sehingga siswa mendapat informasi yang tepat tentang keberhasilan dan kegagalan dirinya. Kemudian memberikan penghargaan atas keberhasilan siswa untuk menumbuhkan motivasi instrinsik.
Motivasi instrinsik memiliki dampak lebih kuat daripada motivasi ekstrinsik. Guru perlu menggunakan berbagai cara dalam meningkatkan motivasi instrinsik siswa untuk belajar fisika melalui berbagai pendekatan yang sesuai pokok bahasan dengan memperhatikan perkembangan siswa. Beragamnya kepribadian siswa serta banyaknya materi yang perlu disampaikan pada pelajaran fisika mengharuskan guru untuk mencari berbagai metode, strategi dan pendekatan yang sesuai dalam proses belajar mengajar di kelas. Guru yang profesional tidak hanya berfungsi sebagi penyampai materi pelajaran tetapi juga yang dapat menjadi motivator bagi siswa dalam proses belajar mengajar. Pemahaman terhadap berbagai pendekatan motivasi belajar dapat membantu guru dalam memotivasi siswa dan memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar di kelas.
Untuk meningkatkan motivasi belajar adalah mengenai kepribadian guru fisika. Seorang guru yang ramah, senang membantu kesulitan belajar siswa, membimbing, dan bersahabat akan membuat siswa enjoy untuk belajar fisika. Mereka akan memperoleh salah satu pengalaman yang optimal setelah berinteraksi dan berhubungan dengan guru. Siswa tidak memiliki kecemasan yang berlebihan dalam belajar, dan merasa nyaman berada dekat dengan guru. Suasana kelas yang dibimbing oleh seorang guru yang disukai oleh siswa akan menjadikan proses belajar mengajar akan berlangsung optimal.
Cara Meningkatkan Motivasi Belajar siswa :
1.      Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi belajar yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja.
2.      Hadiah
Hadiah dapat menjadi motivasi belajar yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.
3.      Kompetisi
Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
4.      Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi belajar.
5.      Memberi Ulangan
6.      Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi belajar anak. Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
7.      Pujian
Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasi belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8.      Hukuman
Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi belajar anak. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut.






BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan dalam diri seseorang yang relative tetap terhadap diri orang tersebut, baik berupa tingkah laku maupun penambahan ilmu. Factor-faktor yang mempengaruhi belajar meliputi factor intern yaitu factor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Dan factor ekstern yaitu factor yang berada diluar individu. Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif/daya menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu. Motivasi terdiri dari motivasi instristik dan motivasi ekstrinstik. Yang menyebabkan rendahnya motivasi siswa dalam belajar fisika adalah Pertama, metode mengajar guru yang monoton dan  tidak menyenangkan akan mempengaruhi motivasi belajar siswa. Kedua, tujuan kurikulum dan pengajaran yang tidak jelas (tidak disampaikan kepada siswa). Ketiga, tidak adanya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan minat siswa. Yang keempat adalah latar belakang Fisika dan sosial budaya siswa. Kelima, kemajuan teknologi dan informasi. Keenam, siswa merasa kurang mampu terhadap mata pelajaran tertentu, seperti fisika. Dan yang terakhir yaitu masalah pribadi siswa baik dengan orang tua, teman maupun dengan lingkungan sekitarnya. Cara meningkatkan motivasi siswa dalam belajar fisika adalah Guru harus menciptakan iklim belajar yang terbuka dan positif dengan menitikberatkan pada kebutuhan siswa saat ini. Membuat siswa aktif berpartisipasi dalam pembelajaran dan mengaitkan pembelajaran fisika dengan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya bersama siswa menganalisis apa yang membuat kelas menjadi lebih atau kurang termotivasi. Dalam perencanaan pembelajaran, guru harus merancang tindakan pengajaran dan merumuskan RPP yang variatif (sesuai dengan pokok bahasan) agar dapat memotivasi siswa. Ketika pelaksanaan pembelajaran guru menginformasilkan dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Memberikan penekanan pada pemahaman dan pembelajaran dibandingkan nilai. Melakukan evaluasi dan menginformasikan hasilnya, sehingga siswa mendapat informasi yang tepat tentang keberhasilan dan kegagalan dirinya. Kemudian memberikan penghargaan atas keberhasilan siswa untuk menumbuhkan motivasi instrinsik.


 

DAFTAR PUSTAKA

-. 2008. Meningkatkan Motivasi Belajar Fisika. (http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&dn=20080630140704, diakses pada tanggal 30 Juni 2008).
Andriana, Elfa.2012. Motivasi Belajar Siswa pada Pelajaran Fisika. (http://elfaandriana.blogspot.com/2012/07/motivasi-belajar-siswa-pada-pelajaran.html, diakses pada tanggal 03 Juli 2012).
B. Uno, Hamzah. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta : Bumi Aksara.
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Sunhaji, 2006. Manajemen Madrasah, Yogyakarta : Grafindo Litera Media.







[1] Sunhaji. 2006. Manajemen Madrasah. Yogyakarta : Grafindo Litera Media. hal. 64.
[2] B. Uno, Hamzah. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hal. 6
[3] Sadirman. Op.Cit. hal. 87.
[4] Hamzah,B. Uno. Op.Cit. hal. 4.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Statistik Fisika - Skor Baku, Koefisien Variansi, Ukuran Kemiringan Data dan Ukuran Keruncingan data

Termodinamika - Persamaan Keadaaan Gas Ideal

Fisika Modern - Sifat Partikel Dari Gelombang