Administrasi dan Supervisi Pendidikan - Supervisi Pendidikan
MAKALAH
SUPERVISI PENDIDIKAN
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Administrasi
dan Supervisi Pendidikan yang Dibimbing oleh Bapak M. Sukri M.Pd
DI SUSUN OLEH :
KHUSILA ZULHADI
(11.01.03.0496)
FISIKA A/ V
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SAMAWA
SUMBAWA BESAR
TAHUN AKADEMIK
2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah
SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga pada kesempatan
ini penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Supervisi Pendidikan”
sebagai salah satu tugas mata kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan.
Akhirul kalam, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi masukan dan membantu
penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Harapan penulis semoga makalah ini dapat menjadi referensi yang
bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. Tiada gading
yang tak retak, penulis harapkan masukan para pembaca
untuk meningkatkan kualitas makalah ini.
Sumbawa Besar, … Januari 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan merupakan persoalan vital bagi setiap
segi kamajuan dan perkembangan manusia pada khusunya dan bangsa pada umumnya.
Kemajuan dalam segi pendidikan maka akan menentukan kualitas sumber daya
manusia dan perkembangan bangsa yang kearah lebih baik dan maju. Peningkatan
kualitas pendidikan tidaklah mudah melainkan membutuhkan waktu yang panjang dan
keterlibatan berbagai komponen dan elemen.
Dewasa kini
banyak orang berbicara tentang merosotnya mutu pendidikan. Di lain pihak banyak
pula yang mengembor-gemborkan dan menandaskan bahwa perlu dan pentingnya
rekonstruksi atau pembaharuan pendidikan dan pengajaran, ironinya sangat
sedikit sekali para pemerhati dan pengkritisi pendidikan yang berbicara
mengenai soal pemecahan masalahnya (problem solving) perbaikan pendidikan dan
pengajarannya agar lebih maju dan mencapai tujuan pendidikan yang hakiki.
Sekolah sebagai
lembaga pendidikan yang berperan sebagai salah satu wakil dari pemerintah pusat
Indonesia maka peran sekolah berkewajiban untuk dapat mencapai tujuan
pendidikan nasional. Dalam organisasi sekolah, kedudukan kepala sekolah
merupakan faktor penentu, pengerak segala sumber daya yang ada dalam sekolah,
agar segala komponen yang di dalamnya dapat berfungsi secara maksimal dalam
meningkatkan mutu pendidikan. Kelapa sekolah yang berfungsi sebagai edukator,
manajer, administrator, leader, motivator dan supervisor sekolah.
Guru memiliki
peran yang sangat besar, besarnya tanggung jawab guru dalam pendidikan
merupakan tantangan bila dikaitkan dengan mutu pendidikan dewasa kini. Keluhan
masyarakat terhadap merosotnya mutu pendidikan seharusnya dapat menjadi
refleksi bagi para guru yang tidak kompeten dan profesional. Guru profesional
bukan hanya sekedar dapat menguasai materi dan sebagai alat untuk transmisi
kebudayaan tetapi dapat mentransformasikan pegetahuan, nilai dan kebudayaan
kearah yang dinamis yang menuntut produktifitas yang tinggi dan kualitas karya
yang dapat bersaing.
Dalam konteks
ini sebenarnya guru yang kurang profesional sangat membutuhkan bimbingan dan
arahan dari orang lain atau supervisor dalam memecahkan masalah-masalah yang
mereka hadapi untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya seperti masalah kurang
pahamnya tujuan pendidikan, tujuan kulikuler, serta tujuan instruksional dan
oprasional. Sehingga peran guru yang sangat besar dalam meningkatkan mutu
pendidikan akan dapat tercapai jika semua permasalahan yang dihadapi oleh para
guru dapat dipecahkan dengan baik.
Dan seorang yang
di sebut supervisor yang mempunyai fungsi sebagai pembimbing, mengarahkan,
membantu dalam hal ini adalah Kepala Sekolah (supervisor) yang setiap hari
langsung berhadapan dengan guru. Supervisi merupakan salah satu fungsi kepala
sekolah untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru dalam melaksanakan
pengajaran. Sehubungan dengan pentingnya aktifitas supervisi sekoalah yang
berkaitan dengan peningkatan kualitas guru pada khususnya dan peningkatan mutu
pendidikan pada umumnya, maka dalam penulisan makalah ini akan dibahas seputar
aktivitas supervisi pendidikan atau sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas
mutu pendidikan Indonesia.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian yang dijelaskan diatas, maka dapat di tarik rumusan permasalahannya
antara lain.
1. Apa
pengertian dan fungsi supervisi pendidikan?
2. Bagaimana
tujuan dan prinsip dari supervisi pendidikan?
3. Bagaimana
teknik dan perilaku dari supervisi pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian dan fungsi supervisi pendidikan.
2. Untuk
mengetahui tujuan dan prinsip dari supervisi pendidikan.
3. Untuk
mengetahui teknik dan perilaku dari supervisi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Supervisi Pendidikan
Menurut P. Adams dan Frank G. Dickey, supervisi adalah program yang
berecana untuk memperbaiki pengajaran. Inti dari supervisi pada hakekatnya
adalah memperbaiki hal belajar dan mengajar. Program ini dapat berhasil bila
supervisor memiliki ketrampilan (skill) dan cara kerja yang efisien dalam
kerjasama dengan orang lain (guru dan petugas pendidikan lainnya). Dalam “Dictionary
of Education”, Good Carter, memberi pengertian supervisi adalah usaha dari
petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya,
dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan
jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan,
bahan-bahan pengajaran dan metode pengajar dan evaluasi pengajaran.
Program supervisi bertumpu pada suatu prinsip yang mengakui bahwa setiap
manusia itu sudah mempunyai potensi yang dapat dikembangkan. Menurut H. Burton
dan Leo J. Brucker, Supervisi adalah teknik pelayanan yang tujuannya
mempelajari dan memperbaiki secara bersama faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak. Maka dari uraian definisi-definisi tersebut dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa fungsi dari supervise adalah memajukan dan
mengembangkan pengajaran sehingga proses belajar mengajar yang di lakukan oleh
seorang guru berlangsung dengan baik dan efektif.
Dengan demikian hakekat supervisi adalah suatu aktivitas proses pembimbingan
dari pihak atasan kepada para guru dan para personalia sekolah lainnya yang
langsung menangani belajar para peserta didik, untuk memperbaiki situasi
belajar mengajar agar para peserta didik dapat belajar secara efektif dan
efisien dengan prestasi dan mutu belajar yang semakin meningkat. Sedangkan yang
melakukan aktivitas supervisi disekolah tersebut adalah kepala sekolah
(supervisor).
Nilai supervisi ini terletak pada perkembangan dan perbaikan situasi
belajar mengajar yang direfleksikan pada perkembangan yang tercapai oleh
peserta didik. Dan istilah pembimbingan di atas cenderung mengacu kepada usaha
yang bersifat demokratis atau manusiawi yang tidak bersifat otoriter. Kemudian
yang dimaksud sebagai pihak atasan, disamping dalam arti hierarki, akan tetapi
jiga dalam arti kewenangan dan kompetensi dalam bidang supervisi. Memperbaiki
situasi bekerja belajar mengajar secara efektif dan efisien tergantung makna
didalamnya bekerja dan belajar secara berdisiplin, bertanggung jawab, dan
memnuhi akuntabilitas.
B. Fungsi
dan Tujuan Supervisi Pendidikan
Supervisor akan berfungsi, bila supervisor dipandang sebagai bagian atau
oragan dari organisasi sekolah. Dan bila dipandang sebagai sesuatu yang ingin
dicapai supervisi, maka hal itu merupakan tujuan dari supervisi. Maka fungsi
dan tujuan supervisi sangat berhubungan dengan erat, dan keduanya menyangkut
hal yang sama. Hal ini dibedakan agar informasi yang diberikan nanti menjadi
lebih lengkap.
Fungsi supervisi dapat dibedakan menjadi dua bagian besar antara lain:
1. Fungsi
utama ialah membantu sekolah yang sekaligus mewakili pemerintah dalam usaha
mencapai tujuan pendidikan yaitu membantu mengembangkan potensi individu
peserta didik.
2. Fungsi
tambahan ialah membantu sekolah dalam membina para guru dan staf personalia
agar ingin bekerja dan mengajar dengan baik dan dalam mengadakan kontak dengan
masyarakat dalam rangka menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat serta
mempelopori kemajuan masyarakat sekitar.
Sesudah membahas fungsi-fungsi dari supervisi di atas, maka telah
sampailah uraian ini pada tujuan supervisi. Tujuan supervisi ialah
memperkembangkan situasi belajar dan belajar yang lebih baik dan efektif. Usaha
perbaikan belajar dan mengajar ditujukan pada pencapaian tujuan akhir dari
pendidikan yaitu, pembentukan pribadi anak yang utuh dan maksimal.
Secara nasional tujuan konkrit dari supervisi pendidikan antara lain:
1. Membantu
guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan.
2. Membantu
guru dalam membimbing pengalaman belajar murid.
3. Membantu
guru dalam menggunakan alat pelajaran modern, metode-metode dan sumber-sumber
pengalaman belajar.
4. Membantu
guru dalam menilai kemajuan murid-murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri.
5. Membantu
guru-guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang
diperolehnya.
6. Membantu
guru-guru agar waktu dan tenaganya tercurahkan sepenuhnya dengan baik dalam
pembinaan sekolah.
C. Prinsip-prinsip
Supervisi Pendidikan
Seorang kepala sekolah atau selaku pemimpin sekolah yang berfungsi
sebagai supervisor. Dan dalam melaksanakan tugasnya idealnya bertumpu pada
prinsip-prinsip supervisi yang sudah ditentukan. Supervisi merupakan bagian
integral dari program pendidikan. Ia adalah jasa yang bersifat kooperatif dan
mengikutsertakan, sehingga para guru hendaknya dapat dilibatkan seberapa dapat
dalam pengembangan supervisi.
Berikut ini adalah beberapa prinsip pokok tentang supervisi antara lain:
1. Ilmiah
yang mencakup unsur - unsur:
a. Sistematika
artinya dilaksanakan secara teratur, berencana dan kontinyu.
b. Obyektif
artinya data yang didapat pada observasi yang nyata dan buka tafiran pribadi.
c. Menggunakan
alat (instrument) yang dapat member informasi sebagai umpan balik untuk
mengadakan penilaian terhadap proses belajar mengajar.
2. Demokratis,
yaitu menjunjung tinggi asas musyawarah, memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat
serta sanggup menerima pendapat orang lain.
3. Kooperatif,
maksudnya ialah seluruh staf dapat bekerja bersama, menggembangkan usaha
bersama dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
4. Konstruktif,
dan kreatif yaitu membina inisiatif guru serta mendorongnya untuk aktif
menciptakan suasana dimana tiap orang merasa aman dan dapat menggunakan
potensi-potensinya dengan baik dan maksimal.
Bahwa menjadi seorang supervisor tidak sedikit masalah yang dihadapi
dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu dalam usaha memecahkan
masalah-masalah ini hendaknya berpegang teguh pada pancasila yang merupakan
falsafah bangsa dan prinsip asasi yang merupakan landasan utama dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai supervisor.
D. Teknik
dan Model Supervisi Pendidikan
Menurut Prof. Dr. Sutisna Oteng, dalam bukunya memaparkan ada sejumlah
teknik supervisi yang dipandang perlu dan bermanfaat untuk meransang dan
mengarahkan perhatian para guru terhadap kurikulum dan pengajaran, untuk mengidentifikasi
masalah-masalah yang bertalian dengan mengajar dan belajar, dan untuk
menganalisis kondisi-kondisi yang mengelilingi mengajar dan belajar. Dan
berikut ini adalah teknik-teknik supervisi yang dipandang bermanfaat, antara
lain:
1. Kunjungan
kelas
2. Pembicaraan
individual.
3. Diskusi
kelompok.
4. Demonstrasi
mengajar.
5. Kunjungann
kelas antar guru.
6. Pengembangan
kurikulum.
7. Buletin
Supervisi.
8. Perpustakaan
professional.
9. Lokakarya,
dan
10. Survey
sekolah-masyarakat.
Adapun teknik yang diterapkan dalam memberikan supervisi kepada guru
dapat dilakukan dengan pendekatan langsung (direktif), pendekatan tidak
langsung (non direktif), dan pendekatan kolaboratif.
1. Teknik
pendekatan langsung (direktif)
Pendekatan langsung maksudnya adalah pendekatan terhadap masalah dengan
cara langsung. Supervisor atau kepala sekolah mengadakan supervisi secara
langsung, prinsip yang dilakukan adalah menjelaskan, menyajikan, mengarahkan,
member contoh dan menguatkan.
Teknik secara langsung ini bisa bersifat, 1) individual, seperti kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, intervensi, menyeleksi berbagai sumber yang digunakan untuk mengajar dan melihat cara dan hasil evaluasi; 2) kelompok, yaitu pendekatan yang dapat dilakukan dengan bentuk-bentuk rapat guru, panitia penyelenggaraan kegiatan sekolah, studi kelompok guru, dan workshop.
Teknik secara langsung ini bisa bersifat, 1) individual, seperti kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, intervensi, menyeleksi berbagai sumber yang digunakan untuk mengajar dan melihat cara dan hasil evaluasi; 2) kelompok, yaitu pendekatan yang dapat dilakukan dengan bentuk-bentuk rapat guru, panitia penyelenggaraan kegiatan sekolah, studi kelompok guru, dan workshop.
2. Teknik
pendekatan tidak langsung (non direktif)
Teknik supervisi tidak langsung adalah pendekatan masalah pengajaran yang
sifatnya tidak langsung menunjukan permasalahan, melainkan seorang guru bercerita
mengemukakan permasalahan yang mereka alami. Supervisor atau kepala sekolah
menyimpulkan permasalahan guru tersebut kemudian member bimbingan dan
mengarahkan.
3. Teknik
pendekatan kolaboratif
Teknik pendekatan kolaboratif adalah pendekatan yang dilakukan antara
kepala sekolah dan guru bersama-sama bersepakat (consensus) untuk menetapkan
struktur, proses, dan criteria dalam melaksanakan pembelajaran.
Sedangkan model supervisi adalah pola yang dilakukan oleh seorang
supervisor untuk melakukan kegiatan supervisi. Pola supervisi berkembang sesuai
dengan dinamika ilmu pengetahuan, yaitu:
1.
Pola konvensional yaitu pola supervisi dimana seorang
kepala sekolah menunjukan kekuasannya yang otoriter dan feudal. Perilaku yang
dilakukan dalam supervisi adalah mengadakan inspeksi untuk mencari kesalahan
dan menemukan kekurangan.
2.
Pola supervisi klinis yaitu pola supervisi yang
difokuskan pada peningkatan mengajar melalui siklus yang sistematis, mulai dari
perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif da cermat tentang
penampilan mengajar dengan tujuan mengadakan perubahan secara ilmiah dan
rasional.
E. Perilaku
Supervisi Pendidikan
Perilaku supervisi pendidikan adalah supervisi yang dilakukan oleh kepala
sekolah atau supervisor terkait dalam rangka meningkatkan kinerja guru untuk
mencapai tujuan yang telah ditetukan. Ada dua kegiatan yang terdapat dalam
supervisi, yaitu kegiatan pengumpulan data dan pembinaan. Kegiatan pengumpulan
data adalah kegiatan supervisi untuk mengumpulkan bahan atau masalah yang
dihadapi oleh para guru dalam proses belajar mengajar. Kegiatan pembinaan
adalah tindak lanjut dari kegiatan pengumpulan data sehingga pembinaan yang
dilakukan oleh kepala sekolah berdasar atas data yang ditemukan dilapangan.
Dalam pelaksanan pengumulan data dan pembinaan seorang supervisor harus berpengang teguh pada prinsip-prinsip yang sudah ditentukan. Agar dalam pelaksanaan supervisi antara kepala sekolah dan para guru terjalin hubungan yang harmonis, dan harus bersifat obyektif, kooperatif, dan konstruktif sehingga diharapkan hal ini dapat menampung aspirasi da kebutuhan para guru dan staf personalia berkenaan dengan masalah-masalah yang mereka hadapi. Dan perilaku supervisi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, tergantung konteks yang terjadi dilapangan.
Dalam pelaksanan pengumulan data dan pembinaan seorang supervisor harus berpengang teguh pada prinsip-prinsip yang sudah ditentukan. Agar dalam pelaksanaan supervisi antara kepala sekolah dan para guru terjalin hubungan yang harmonis, dan harus bersifat obyektif, kooperatif, dan konstruktif sehingga diharapkan hal ini dapat menampung aspirasi da kebutuhan para guru dan staf personalia berkenaan dengan masalah-masalah yang mereka hadapi. Dan perilaku supervisi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, tergantung konteks yang terjadi dilapangan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
uraian diatas maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa supervisi mempunyai
tujuan yang jelas dan sangat baik yaitu membimbing dan membantu kesulitan para
guru dalam mengarajar dan belajar agar dapat tercapainya tujuan pembelajaran
yang efektif dan efisien pada khusunya dan peningkatan kualitas mutu pendidikan
pada umumnya. Dan dalam pelaksanan supervisi maka harus berpengang teguh pada
prinsip-prinsip yang sudah ditentukan.
Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah sebaiknya tidak hanya kepada para guru saja, namu hendaknya kepada seluruh elemen sekolah yang disertai tugas-tugas tertentu seperti bagian, administrasi tata usaha, perpustakaan, laboratorium, ekstra kurikuler dan bagian tugas lainnya. Sehingga dalam kenyataannya supervisi tidak hanya dijadikan sesuatu aktifitas kelengkapan atau penyempurnaan struktural oraganisasi sekolah.
Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah sebaiknya tidak hanya kepada para guru saja, namu hendaknya kepada seluruh elemen sekolah yang disertai tugas-tugas tertentu seperti bagian, administrasi tata usaha, perpustakaan, laboratorium, ekstra kurikuler dan bagian tugas lainnya. Sehingga dalam kenyataannya supervisi tidak hanya dijadikan sesuatu aktifitas kelengkapan atau penyempurnaan struktural oraganisasi sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
• Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1999,
Jakarta, Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah/Madrasah, Materi Pelatihan Calon
Kepala Sekolah/Madrasah, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah,
Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
• Sahertian. Piet. A. dan Mataheru. Frans, 1981, Surabaya, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, USAHA NASIONAL.
• Soetopo. Hendiyat dan Soemanto. Wasty, 1988, Jakarta, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, PT BINA AKSARA.
• Masngud, SULUH, Vol. 3 No.1 Januari-April 2010, Supervisi Pendidikan, Jurnal Pendidikan Islam.
• Sutisna. Oteng, 1989, Bandung, Administrasi Pendidikan (Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional), ANGKASA.
• H.A.R. Tilaar, 2002, Jakarta, Memebenahi Pendidikan Nasional, Rineka Cipta
• Sahertian. Piet. A. dan Mataheru. Frans, 1981, Surabaya, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, USAHA NASIONAL.
• Soetopo. Hendiyat dan Soemanto. Wasty, 1988, Jakarta, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, PT BINA AKSARA.
• Masngud, SULUH, Vol. 3 No.1 Januari-April 2010, Supervisi Pendidikan, Jurnal Pendidikan Islam.
• Sutisna. Oteng, 1989, Bandung, Administrasi Pendidikan (Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional), ANGKASA.
• H.A.R. Tilaar, 2002, Jakarta, Memebenahi Pendidikan Nasional, Rineka Cipta
Komentar
Posting Komentar